SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Espos/Ayu Prawitasari)

Ilustrasi (Espos/Ayu Prawitasari)

WONOGIRI--Pengerjaan proyek rehab SDN Gebangharjo III di Desa Pracimantoro, Kecamatan Pracimantoro senilai ratusan juta dipertanyakan. Pengerjaan proyek itu dianggap tidak transparan karena tidak ada pembicaraan tentang jumlah dana dan belanja bahan bangunan dengan komite sekolah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Komite SDN III Gebangharjo, Wasino, mengatakan jika dirinya tidak terlibat dalam pembangunan yang dimulai sekitar sepekan lalu itu. Kepala sekolah pernah mengundangnya, tapi berupa pemberitahuan bahwa SDN III Gebangharjo mendapat bantuan dana untuk rehab enam ruang kelas.

“Saya hanya diberi tahu jika ada bantuan untuk rehab, tapi tidak tahu jumlahnya. Dan rencananya juga akan dilakukan swakelola atau didukung bersama-sama,” terangnya saat dihubungi wartawan, Minggu (18/3/2012).

Ia menambahkan, tidak pernah ada pembicaraan lagi mengenai pelaksanaan kegiatan itu. Bahkan, ia menerima keluhan dari seorang warga yang dipesani kayu akasia oleh sekolahan. Tapi, pesanan itu tidak diketahui kelanjutannya karena dalam rencana anggaran biaya (RAB), kayu yang digunakan adalah kayu Kalimantan.

“Saya tidak tahu RAB-nya seperti apa. Saya hanya mendengar ada rehab total dan saat ini proyeknya sudah dimulai. Beberapa komite ada yang mempertanyakan dan saya tidak bisa menjawab karena saya memang tidak tahu,” imbuhnya.

Kepala Desa Gebangharjo, Yanto, membenarkan jika proyek itu jadi pembicaraan. Tapi, detail dan aturannya seperti apa, Yanto mengaku tidak tahu. “Saya tidak tahu seperti apa. Tapi kalau dipertanyakan, memang iya. Sering ada keluhan di Balai Desa karena mayoritas komitenya kepala dusun,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala SDN III Gebangharjo, Pracimantoro, Sagiman, membantah hal tersebut. Ia mengaku sudah membicarakan dengan komite sekolah dalam proyek pembangunan. Bahkan, salah satu anggota komite sekolah, Tusiran, juga ikut sebagai pekerja proyek tersebut. “Informasi itu tidak benar. Saya berharap kalau ada yang tidak tahu, langsung menemui saya untuk konfirmasi. Jadi, saya bisa menjelaskan dan meluruskan hal itu,” paparnya.

Ia menjelaskan jika proyek rehab itu didanai oleh dana alokasi khusus (DAK) 2012 senilai Rp425,5 juta. Dana itu untuk renovasi gedung yang rusak berat dan membeli mebeler untuk sekolah yang dibangun sejak tahun 1980-an itu. Ia menjelaskan bahwa proyek di sekolah itu tidak dilakukan dari nol atau pembangunan kembali. Pembangunan itu memang diperlukan karena kondisi gedung sekolah yang sangat memprihatinkan.

Rehab berupa plester tembok yang diganti baru, dinding yang akan ditinggikan 50 sentimeter, lantai diganti keramik dan atap besinya akan diganti genteng dengan rangka kayu. Selain itu, setiap ruang akan dipasang plafon. “Semuanya kami sesuaikan dengan RAB dan kami juga tidak berani mengganti bahan bangunan. Jika diganti, nanti tidak sesuai RAB dan itu salah,”katanya. Sagiman menambahkan, proyek pembangunan sudah dikerjakan sekitar 20%. Ada 15 pekerja yang dilibatkan dalam pembangunan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya