SOLOPOS.COM - Pipa besar di dasar sungai Bengawan Solo mengeluarkan limbah pekat hitam, panas, dan berbau busuk di Sukoharjo-Wonogiri, Rabu (22/11/2019). (Solopos/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, WONOGIRI -- Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Selogiri, Wonogiri, merencanakan aksi besar-besaran melibatkan 10.000-an orang untuk memprotes PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Kecamatan Nguter, Sukoharjo.

Ketua PCM Selogiri, Puji Raharjo, mengatakan aksi itu untuk menuntut agar PT RUM segera mengatasi masalah limbah mereka sehingga tidak menimbulkan bau yang mengganggu masyarakat sekitar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Belum dipastikan kapan maupun lokasi aksi tersebut karena masih dalam kajian permohonan izin kepolisian. Puji mengatakan massa yang dilibatkan dalam aksi itu berasal dari berbagai elemen masyarakat.

“Demo harus tertata baik, terang siapa pesertanya, dan jangan sampai ada provokasi dari pihak-pihak yang menunggangi aksi. Jangan sampai pohon enggak salah dipatahkan, taman diam saja dirusak. Demo harus damai dan jangan merugikan siapa pun,” ujar Puji kepada Solopos.com, Rabu (27/11/2019).

Terungkap, Anggota PSHT Sragen Meninggal Usai Latihan Alami Trauma Ulu Hati

Puji menyatakan setelah upaya mediasi yang difasilitasi Bupati Wonogiri, pekan lalu, bau limbah PT RUM masih tercium. Hal itu menandakan PT RUM masih berproduksi dan belum ada perbaikan signifikan terhadap pengolahan limbahnya.

Pertamina Kini Punya Armada Pesan Antar, Begini Cara Pesannya...

Warga Dusun Ngepos, Desa Nambangan, Selogiri, Wonogiri, bahkan kini enggan mengonsumsi air sumur mereka karena berbau yang diduga akibat rembesan limbah PT RUM yang dibuang ke Sungai Bengawan Solo.

Orang Tua Siswa Kelas VIII SMPN 3 Solo Keberatan Sekolah Pindah, Ini Alasannya

Seperti diketahui, wilayah Nambangan berbatasan langsung dengan Kecamatan Nguter, Sukoharjo, di mana PT RUM berada. Kedua wilayah dipisahkan Sungai Bengawan Solo. PT RUM menanam pipa di dasar sungai tersebut untuk membuang limbah.

Nikahi Perempuan 28 Tahun, Seorang Pria 70 Tahun di Madiun Bikin Heboh

Bau limbah PT RUM juga dirasakan hingga kawasan sekitar RS Muhammadiyah Selogiri. Mula-mula, warga sekitar mengira bau itu dari limbah RS. Namun, hasil uji kualitas udara RS menunjukkan masih dalam batas aman.

Diduga Terlibat Video Mesum, Camat di Wonogiri Ini Dicopot

Lalu, warga dan manajemen menyadari bau itu sama dengan bau limbah PT RUM di daerah lain di Sukoharjo. Bau itu kerap dikeluhkan pasien maupun keluarga pasien di RS.

Terkuak! Ini Rahasia Pijat Alat Vital Ala Mak Erot

Manajemen memberikan masker untuk mengurangi bau yang terhirup hidung dan menyalakan kipas angin untuk mengusir bau. Bau juga mengakibatkan konsumsi oksigen di RS itu melonjak.

Bau itu bisa tercium beberapa kali dalam sehari yakni pagi, sore, dan dini hari.

Harga Iphone 11 Resmi di Indonesia: Paling Mahal Rp27 Jutaan

“Saya merasa kasihan dengan pasien apalagi yang punya riwayat penyakit paru-paru atau asma. Bau membikin mereka makin kesulitan bernapas,” kata Kabid Administrasi dan Keuangan RS Muhammadiyah Selogiri, Amin Rosidi, Rabu.

Bukan Harta atau Tanah Melimpah, Ini Alasan Janda Muda di Madiun Mau Dinikahi Kakek 70 Tahun

Amin berharap bau itu bisa segera sirna dari kawasan RS. Ia khawatir bau yang timbul berdampak pada menurunnya animo pasien berobat ke RS. Bau membikin pasien pasien dan keluarganya tidak nyaman.

Nyata! Kisah Bayi Mungil yang Lahir Saat Erupsi Merapi

“Kalau selama ini memang keluhan itu belum ada. Paling ya kalau mau makan jadi enggak doyan. Tapi, lama-lama kami jadi khawatir,” tutur Amin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya