SOLOPOS.COM - Ratusan warga Sonoharjo, Ngadirojo, Wonogiri, berdemo menuntut PT Budi Lumbung Cipta Tani di Desa Jatisobo, Kecamatan Jatipuro dihentikan, Kamis (7/11/2013). (JIBI/Solopos/Bony Eko W)

Solopos.com, KARANGANYAR — Aksi demo yang dilakukan ratusan warga Desa Sonoharjo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri di lokasi pabrik PT Budi Lumbung Cipta Tani di Desa Jatisobo, Kecamatan Jatipuro, Kamis (7/11/2013) berakhir ricuh.

Para pengunjuk rasa sempat melempari pabrik dengan kayu dan menghentikan mesin pabrik yang tengah beroperasi. Ratusan warga Desa Sonoharjo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri mendatangi pabrik produsen tapioka dan glukosa tersebut pada pukul 11.30 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka langsung melakukan orasi menuntut penutupan pabrik. Sebab limbah cair pabrik mencemari rumah penduduk di sepanjang sungai mulai dari Kecamatan Jatipuro hingga sebagian wilayah Kabupaten Wonogiri.
Mereka langsung menuju ruangan mesin produksi tapioka dan glukosa dan menghentikan mesin tersebut.
Puluhan personel aparat kepolisian yang disiagakan menjaga aksi tersebut agar para pengunjuk rasa tak melakukan aksi anarkis. Akhirnya, perwakilan warga melakukan mediasi yang difasilitasi unsur Muspika Jatipuro.

Koordinator lapangan aksi demo, Hartono, mengatakan para warga Wonogiri meminta agar instansi terkait menutup operasional pabrik lantaran limbah cair pabrik telah mencemari lingkungan dan mengganggu kenyamanan penduduk. Limbah cair pabrik dibuang ke sungai yang mengganggu kenyamanan warga yang berdomisi di sepanjang sungai.

“Bersihkan kembali sungai yang tercemar air sungai. Kami minta operasional pabrik dihentikan karena tak mengantongi izin instalansi pembungan air limbah (IPAL),” ujarnya.

Menurutnya, pihaknya telah berkali-kali melakukan mediasi dengan manajemen pabrik tapi tak membuahkan hasil. Pabrik tersebut dinilai bandel lantaran ngotot beroperasi kendati tak mempunyai izin IPAl dari instansi terkait. Pihaknya meminta manajemen pabrik bertanggung jawab karena ada beberapa warga yang terserang penyakit setelah beraktivitas di sungai. “Banyak warga yang terkena penyakit gatal-gatal, dulu sungai itu digunakan untuk mandi, mencuci dan memasak namun sekarang tercemar limbah cair,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya