SOLOPOS.COM - Ilustrasi mobil ambulans (kdrv.com)

Aksi yang dilakukan itu mengenai pelayanan kartu asuransi jaminan kesehatan semesta (Jamkesta).

Harianjogja.com, WONOSARI – Manajemen RSUD Wonosari menilai aksi penyegelan ambulan pada Kamis (20/10/2016) tidak berdasar. Pasalnya, aksi yang dilakukan itu lebih dikarenakan kesalahpahaman mengenai mekanisme pelayanan kartu asuransi jaminan kesehatan semesta (Jamkesta) yang dikeluarkan Pemerintah DIY atas nama pasien Edi Subroto.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

“Kami sudah lakukan pengecekan. Hasilnya memang ada pasien atas nama Edi Subroto, namun yang bersangkutan belum sampai memakai fasilitas ambulan milik RSUD,” kata Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi RSUD Wonosari Aris Suryanto, Jumat (21/10/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut dia, pasien atas nama Edi Subroto masuk pada 9 Oktober lalu dan dirawat di ruang Mawar nomor 21. Saat awal masuk, keluarga pasien juga sempat menunjukan kepemilikan kartu Jamkseta DIY. Namun kata Aris, kartu tersebut tidak bisa langsung digunakan karena harus melengkapi beberapa persyartaan. “Kami sudah meminta untuk mengurus, tapi hal itu tidak dilakukan oleh keluarga. Tapi demikian kami masih memberikan toleransi sehingga bisa menggunakan klaim,” katanya.

Dia berharap aksi protes yang dilakukan harus menggunakan logika dan alasan yang jelas. Hal itu dibutuhkan agar tidak jadi kesalahpahaman terkait dengan aksi tersebut. “Jangan sampai karena kurangnya pemahaman ini dianggap rumah sakit tidak baik saat memberikan pelayanan. Harusnya jika ingin konfirmasi bisa datang ke kantor untuk meminta penjelasan,” ujarnya.

Untuk kasus Edi, Aris menambahkan, pihaknya sudah siap merujuk pasien ke RS di Kota Jogja. Hanya saja, upaya tersebut urung dilakukan karena pasien telah meninggal. “Akibatnya ambulan yang disediakan tidak jadi digunakan,” katanya.

Sementara itu, Endro Guntoro, warga yang nekat melakukaan aksi segel ambulan mengatakan, selama di RSUD keluarga tidak mendapatkan penjelasan pasti terkait dengan penyakit yang diderita Edi. “Semestinya sejak awal masuk sudah ada diagnosa sehingga bisa diambil tindakan lanjutan,” katanya.

Dia pun berharap RSUD tidak hanya melakukan pembelaan diri. Namun juga harus melakukan perubahan demi mutu layanan yang lebih baik lagi. “Keluhan dalam pelayanan di RSUD bukan barang baru karena sering disuarakan warga. Harusnya keluhan-keluhan ini tidak hanya ditampung tapi juga diberikan solusi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya