SOLOPOS.COM - Suasana Aksi Banyakan Menolak pada Sabtu (7/5/2022). (Harian Jogja/Catur Dwi Janati)

Solopos.com, BANTUL — Warga menolak transisi pembuangan sampah ke lahan baru di sebelah utara TPST Piyungan dengan menggelar aksi blokade jalan masuk ke TPST Piyungan dengan tumpukan batu.

Aksi Banyakan Bergerak diikuti ratusan warga dari beberapa pedukuhan di sekitar TPST Piyungan seperti warga Banyakan 3, Ngablak, Watugender, Bendo, Nglengkong, perwakilan Banyakan 1 dan Banyakan 2.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Aksi dimulai pukul 07.00 WIB, massa melakukan long march dari utara Makam Banyakan 3 menuju ke simpang tiga jalan masuk ke arah TPST Piyungan tepatnya di utara Masjid Watugender.

Koordinator Aksi Banyakan Bergerak, Herwin Arfianto menuturkan aksi ini dilakukan karena dampak lingkungan dari adanya TPST Piyungan yang tidak pernah diperhatikan.

“Dasar kita menolak dan kita ingin menutup, kita ada aksi kaya gini, karena dampak lingkungan tidak pernah diperhatikan. Perizinannya pengolahan bukan pembuangan. Tapi sejak 1996 sampai 2022 itu terus diperpanjang, dalam kenyataannya untuk pembuangan,” terang Herwin pada Sabtu (7/5/2022).

Baca juga: Terminal Jombor Sleman Dipadati Penumpang Arus Balik

Warga memasang sejumlah spanduk dan poster aspirasi tentang keberadaan TPST Piyungan. Dalam orasinya, Herwin menyampaikan beberapa poin pendukung mengapa penutupan aksi ini dilakukan.

Di antaranya dampak sampah seperti bau dan gas yang ditimbulkan sudah dihirup warga sejak puluhan tahun seiring adanya TPST Piyungan. Warga juga sering terganggu karena sering terjadi kemacetan.

Dampak limbah TPST lanjutnya, sangat mencemari sumber air berpuluh-puluh tahun dan tidak ada tindakan dan solusi. Sawah-sawah dipenuhi sampah dari TPST.

“Lebih parah lagi pada saat musim penghujan, tanaman padi mati kering karena limbah TPST mencemari empat hektare sawah kami, sehingga gagal panen dan tanpa ada ganti rugi,” tegasnya.

Baca juga: Sebabkan Kemacetan, Petugas Tindak Mobil yang Parkir Liar di Malioboro

Kegagalan dalam pengelolaan TPST Piyungan memicu penolakan keras ketika diadakan sosialisasi akan dimulainya pembangunan transisi pembuangan sampah di lahan sebelah utara TPST Piyungan seluas 2,1 hektare.

Kepala PUPESDM DIY, Anna Rina Herbanti yang hadir meninjau aksi tersebut menyampaikan bila pihaknya telah mencatat dan mendengar aspirasi yang disampaikan warga.

Sebagai tindak lanjut, Anna meminta warga berkoordinasi dengan Panewu perihal kapan warga ingin bertemu dengan Gubernur. “Saya kira demikian njih, karena apa yang panjenengan sampaikan tadi sudah kami catat dan sudah kami rekam,” ujarnya.

Berita ini sudah dimuat di Harianjogja.com dengan judul: Minta Kejelasan, Warga Blokir Jalan Masuk TPST dengan Tumpukan Batu

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya