SOLOPOS.COM - Warga berdatangan ke Balai Desa Winong, Boyolali, sambil membawa spanduk protes terkait bau kotoran dari peternakan ayam di wilayah mereka, Rabu (3/5/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Warga RW 014 Dukuh Tegalrejo, Desa Winong, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, mendatangi balai desa setempat untuk mengadukan masalah bau kubangan kotoran ayam yang mengganggu dari peternakan setempat, Rabu (3/5/2023) pagi.

Mereka berdatangan sambil membawa spanduk terbuat dari MMT dan kain putih bernada protes. Spanduk-spanduk itu kemudian dipasang di depan Balai Desa Winong.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Beberapa tulisan yang terlihat di antaranya berbunyi, “Selamat Datang di Tempat Wisata Baru Embung Belek Lencung yang Dapat Membuat Kelabakan Pengunjung dan Lingkungan”, “Opo Kowe Yo Mambu Telek?”, “Kami Butuh Bukti, Bukan Janji”, dan “Washuu…!!! Ambul Belek Kok Terus-Terusan”.

Mereka datang untuk mediasi dengan pengusaha peternakan ayam yang diduga memunculkan bau tak sedap dan mengganggu warga Winong, Boyolali. Mediasi tersebut, selain dihadiri warga, ada pula perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali.

Ada juga dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Inspektorat Boyolali, Polsek Boyolali, Koramil Boyolali, pemilik peternakan ayam, Maryati, didampingi kuasa hukum, Tukinu, serta instansi terkait.

Dalam mediasi tersebut, sesepuh desa, Mulyadi, mengungkapkan pada 18 April 2023, warga mencium bau yang luar biasa tidak sedap. Para pimpinan dukuh dari RT dan RW kemudian mencari sumber bau tersebut.

Akhirnya ditemukan ada empat kubangan berisi kotoran ayam cair yang menimbulkan bau sangat menyengat di wilayah RW 014 Dukuh Tegalrejo, Winong, Boyolali. “Lewat Pak RW, coba berkomunikasi [dengan pihak pengusaha] tapi tidak ada jawaban. Warga semakin panik,” ujarnya.

Warga lain, Muhammad Razaq Ramadan, dalam agenda tersebut mempertanyakan izin dari peternakan tersebut. Ia juga mengatakan dampak lingkungan dari peternakan tersebut sangat berdampak bagi warga, khusus untuk orang lanjut usia (lansia) dan bayi.

Membuat Sesak Napas

Ia mengatakan dampak negatif dari feses-feses kotoran ayam tersebut dapat memicu lima gas yaitu amonia, metana, nitrat, nitri, dan sulfida. “Ini sangat bahaya, ini enggak main-main. Belum lagi bisa mendatangkan banyak penyakit atau jutaan lalat yang dapat berkembang biak,” ujarnya.

Senyawa itu, lanjutnya, menimbulkan bau yang akan menyebabkan manusia yang tinggal di sekitarnya ini menderita sesak napas dan iritasi mata. “Itu sudah kejadian,” imbuh Razaq.

Sementara itu, kuasa hukum pemilik kandang ternak ayam, Tukinu, dalam mediasi tersebut mengakui pada 18 April 2023 muncul bau luar biasa dari kubangan kotoran ternak yang disebut warga Winong, Boyolali, sebagai embung tersebut. Tukinu juga mewakili pemilik kandang meminta maaf kepada warga.

Pengelola sudah berusaha seperti memberikan bubuk kapur, menutup, dan sebagainya agar mengurangi bau. Tukinu menyebut saat ini sudah 90 persen tidak berbau. Ia juga menjamin bau akan selesai sesegera mungkin.

“Berkaitan dengan lisensi, jauh sebelum kandang ayam itu ada, oleh Bapak [mantan] Bupati Sri Moejanto telah diberikan izin prinsip di situlah dibuka kandang ayam,” ujarnya.

Ia juga mengatakan sebelum kejadian bau tersebut, pemilik berencana untuk mengolah telek ayam tersebut untuk pupuk. Pemilik ternak sudah mengundang seorang ahli untuk mengolah limbah tersebut. Namun, justru baunya semakin menjadi pada 18 April 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya