SOLOPOS.COM - Ilustrasi prostitusi. (JIBI/Semarangpos.com/Reuters)

Prostitusi di Semarang terus ditekan dengan menutup lokalisasi Sunan Kuning.

Semarangpos.com, SEMARANG Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) bertekad segera menghapus prostitusi sesuai target program nasional Indonesia Bebas Prositusi 2019.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Sesuai program tersebut, Dinsos Kota Semarang tak memperbolehkan lagi penambahan jumlah wanita pekerja seks komersial (PSK) di Resosialisasi Argorejo yang lebih kondang dengan sebutan Lokalisasi Sunan Kuning. Setelah seluruh PSK Sunan Kuning dibekali keterampilan untuk melanjutkan kehidupan mereka, lokalisasi tersebut akan tutup.

Rencana tersebut diungkapkan Sekretaris Dinas Sosial Kota Semarang, Joko Rakito seusai melakukan pelatihan keterampilan bagi 488 warga binaan resosialisasi Argorejo, Senin (20/2/2017). Rencana penutupan lokalisasi terbesar di Kota Atlas itu pun mencuat di media sosial dan menjadi perbincangan hangat publik pengguna Intenet (netizen), termasuk yang tergabung dalam grup Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar).

Kendati program pengentasan PSK di Sunan Kuning itu adalah bagian dari program nasional, nyatanya netizen mengumbar pujian bagi Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang mereka anggap berani melakukan terobosan. “Gebrakan Pak Hendi lur. Mengikuti Bu Risma (Dolly) sama Pak Ahok (Kalijodo),” tulis pengguna akun Wawan Ajaa di dinding grup, Selasa (21/2/2017) sekitar pukul 12.00 WIB.

Meski demikian, banyak pula netizen yang sekadar mendukung rencana penutupan Resosialisasi Argorejo itu demi menekan prostitusi di Semarang. Mereka berharap para PSK Sunan Kuning nantinya dapat memiliki mata pencaharian yang lebih baik setelah pensiun dari transaksi esek-esek mereka.

“Setuju dan dibina supaya tetap bisa mendapatkan rezeki yang lebih baik dan halal,” tulis pengguna akun Facebook Danny Siagian dalam kolom komentar.

Namun tak sedikit juga yang mengkhawatirkan jika nantinya para PSK tak dapat mencari pekerjaan lain dan justru menjajakan diri di sembarang tempat. “Jangan sampai setelah ditutup, terus menyebar di jalan, malah lebih bahaya pencemaran virus penyakit karena tidak dapat terdeteksi dan liar” tulis pengguna akun Facebook Agus Harijantono.

Sunan Kuning bisa dibilang lokasi prostitusi terbesar yang ada di Kota Atlas. Dinsos Kota Semarang pun menargetkan lokalisasi tersebut akan bersih dari PSK pada 2019 mendatang demi mendukung program Indonesia Bebas Prositusi 2019. Namun tak menutup kemungkinan target tersebut akan dicapai lebih dini.

Seperti dikabarkan Semarangpos.com sebelumnya, bukan hanya Dinsos Kota Semarang yang mendukung program Indonesia Bebas Prositusi 2019, namun juga Kepala Resosialisasi Argorejo, Suwandi. Suwandi berharap jumlah PSK di lokalisasi Sunan Kuning akan berkurang sekitar 40% pada 2017 nanti. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya