SOLOPOS.COM - Ilustrasi pekerja seks komersial (PSK) lokalisasi Sunan Kuning. (Imam Yuda S./JIBI/Semarangpos.com)

Prostitusi Semarang diarahkan Dinas Sosial Kota Semarang untuk melatih para pekerja seks komersial (PSK) Sunan Kuning.

Semarangpos.com, SEMARANG — Dinas Sosial Kota Semarang terus mengintensifkan pelatihan keterampilan bagi kalangan pekerja seks komersial di Resosialisasi Argorejo yang lebih kondang dengan nama Lokalisasi Sunan Kuning Semarang. “Banyak bentuk pelatihan keterampilan, seperti tata boga membuat roti dan kue, keterampilan salon, dan sebagainya,” papar Sekretaris Dinsos Kota Semarang Joko Rakito di sela-sela pelatihan di Lokalisasi SK Semarang, Senin (20/2/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia menjelaskan pelatihan keterampilan dilakukan secara bertahap dengan jumlah peserta sekitar 30 orang/kelompok dengan paparan materi yang berbeda yang harus diikuti selama lima hari berturut-turut oleh para peserta. Jadi, simpul dia, setiap kelompok akan diberikan pelatihan dan dibimbing hingga benar-benar terampil dalam kurun waktu lima hari, setelah itu akan dilanjutkan kepada kelompok berikutnya hingga mencakup seluruh warga Resosialisasi Argorejo alias Lokalisasi Sunan Kuning itu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Pelatihnya dari tenaga profesional. Setelah mereka mahir dan terampil, harapannya mereka bisa mentas dari sini [Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning] sehingga mereka bisa hidup lebih baik dan diterima masyarakat secara lebih baik,” katanya.

Ia mengatakan pelatihan keterampilan bagi para pekerja seks komersial (PSK) yang menjadi warga binaan di Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning itu merupakan program berkesinambungan dari Pemerintah Kota Semarang untuk mewujudkan Kota Semarang bebas prostitusi sebagaimana target Indonesia Bebas Prostitusi 2019. “Maka dari itu, kami terus lakukan pelatihan agar para pekerja seks di sini bisa keluar dari lokalisasi dengan bekal kemampuan dan keterampilannya untuk berkehidupan di masyarakat secara lebih baik,” kata Joko.

Hanya saja, diakuinya, kendala yang dikhawatirkan para PSK SK itu adalah pemasaran dari produk-produk kerajinan yang mereka hasilkan dari bekal keterampilan yang dimiliki selepas mereka keluar dari lokalisasi tersebut. “Ya, memang nanti kesulitannya setelah mereka dilatih ini bagaimana. Belum ada yang memfasilitasi produk mereka. Namun, kami terus mencoba mencari formula supaya keahlian yang sudah mereka miliki tidak sia-sia,” katanya.

Ketua Lentera Asa sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mendampingi PSK SK, Ari Kristiyadi, menyebutkan jumlah warga binaan Resosialisasi Argorejo alias Lokalisasi Sunan Kuning saat ini tercatat setidaknya 460 orang. “Dari jumlah yang sudah ada ini, kami dan juga pihak resosialisasi berusaha untuk tidak bertambah lagi. Kami sangat mendukung program pemerintah dalam upaya mengentaskan para pekerja seks dari lokalisasi,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya