SOLOPOS.COM - Ilustrasi pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo yang lebih kondang dengan nama Lokalisasi Sunan Kuning Semarang. (Imam Yuda S./JIBI/Semarangpos.com)

Prostitusi Semarang salah satu praktiknya dilakukan di Resosialisasi Argorejo atau lebih kondang sebagai Lokalisasi Sunan Kuning.

Semarangpos.com, SEMARANG Setelah vakum selama hampir sebulan karena bulan puasa Ramadan yang diakhiri dengan Lebaran 2016, Resosialisasi Argorejo atau yang kondang sebagai Lokalisasi Sunan Kuning di Kalibanteng, Kota Semarang kembali beroperasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski telah beroperasi kembali, salah satu lokalisasi tertua di Tanah Air yang beroperasi sejak tahun 1966 itu belum semarak seperti kondisi normal. Jumlah penghuni di kompleks esek-esek itu bahkan mengalami penurunan pascalibur lebaran 2016.

Kepala Resosialisasi Argorejo, Suwandi, mengaku sebelum libur puasa Radan dan Lebaran 2016, pihaknya mencatat jumlah pekerja seks komersil (PSK) di komplek Sunan Kuning mencapai 568 orang. Namun, seusai Lebaran, jumlah itu mengalami penurunan menjadi sekitar 400 an PSK.

“Ada kemungkinan mereka belum kembali ke sini. Tapi, harapan saya mereka tidak kembali dan sudah benar-benar pensiun dari pekerjaannya sebagai PSK,” ujar Suwandi saat disambangi Semarangpos.com di Balai RW 006, Kelurahan Kalibanteng, Semarang Barat, Kota Semarang, Selasa (19/7/2016).

Meski banyak warga binaannya yang belum kembali seusai pulang ke kampung halaman mereka, Wandi mengakui ketamuan banyak PSK pendatang baru. Para PSK baru di Sunan Kuning itu sebelumnya merupakan PSK yang beroperasi di wilayah Bandung, Banten, DKI Jakarta, maupun Indramayu.

Menurut Wandi, para PSK yang baru datang ini tidak akan diterima di Sunan Kuning. Mereka semua akan dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing.

“Mayoritas [pendatang baru] berasal dari Jawa Barat dan ada juga yang dari Kalijodo. Mereka semua tidak akan diterima di sini dan rencana kami pulangkan. Seperti semalam [Senin, 18/7/2016] dari hasil pemeriksaan, kami berhasil memulangkan sekitar 100-an PSK dari Jawa Barat. Sisanya masih kami beri keringanan tinggal hingga akhir Juli nanti,” imbuh pria asal Wonogiri itu.

Suwandi mengaku alasannya tidak mau menampung pendatang baru karena program dari Resosialisasi Argorejo adalah mengurangi jumlah PSK. “Kalau datang terus yang baru, berarti tujuan kami tidak tercapai. Tujuan kami di sini untuk mengurangi jumlah PSK dengan memberikan rehabilitasi agar bisa diterima di masyarakat, bukan menambahnya,” imbuh Suwandi.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya