SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja seks komersial (PSK) saat terjaring razia Penyakit Masyarakat (Pekat) di Mapolsek Banjarsari Solo, beberapa waktu lalu. (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Sejumlah pekerja seks komersial (PSK) saat terjaring razia Penyakit Masyarakat (Pekat) di Mapolsek Banjarsari Solo, beberapa waktu lalu. (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI–Dalam beberapa pekan ini, Wonogiri dikejutkan perilaku pelajar yang terlibat prostitusi. Bahkan, seorang anak baru gede (ABG) mengatur rekan-rekannya yang masuk bisnis esek-esek itu. Berbekal data dan informasi dari sejumlah sumber, JIBI/SOLOPOS menemui remaja putri asal Baturetno, Wonogiri, Sabtu (15/12/2012) lalu.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Mawar [bukan nama sebenarnya] disebut-sebut terlibat dalam terlibat prostitusi yang melibatkan pelajar. Saat JIBI/SOLOPOS ke rumahnya, dia mengenakan celana jeans ketat dan baju berbelahan dada rendah dengan dandanan wajah mencolok: bibir merah dan memakai maskara. Rambutnya lurus sebahu. Kulitnya kuning langsat. Tingginya sekitar 155 cm.

“Anda siapa? Kenapa mencari saya?” tanyanya mengawali pembicaraan.

Tak berselang lama, remaja berusia 17 tahun itu langsung paham ketika JIBI/SOLOPOS mengaku sebagai salah satu lelaki hidung belang. “Kita ke warnet saja, yuk,” lanjutnya.

Dia tinggal bersama ibu dan adiknya di sebuah rumah berdinding kayu dan berlantai tanah. Ayahnya merantau ke luar Jawa.

Sebelumnya, Mawar sempat dipanggil polisi lantaran diduga sebagai aktor di balik pelarian seorang gadis di bawah umur bersama lelaki hidung belang di sebuah hotel di Wonogiri.

Kepada JIBI/SOLOPOS, Mawar memang tak menampik dirinya terlibat dalam kasus itu. Namun, ia menolak disebut sebagai muncikari yang mengambil keuntungan atas transaksi ilegal itu.
“Kalau saya muncikari, pasti saya sudah banyak duit. Saya hanya mengenalkan,” kata dia.

Selama ini, Mawar mengaku hanya mengenalkan teman-teman perempuan yang merasa kesepian karena tidak memiliki pacar.

“Kalau ada teman saya yang butuh duit biasanya menghubungi saya. Saya langsung kenalkan dengan teman lelaki saya,” jelasnya.

Meski demikian, sambung gadis yang hobi balap motor ini, tidak setiap lelaki hidung belang dikenalkan kepada teman-temannya. Ia baru akan mengenalkan temannya setelah mengetahui dengan dekat penggunanya.

“Pelanggan itu biasanya sudah kenal dekat dengan saya dan saya tahu jati dirinya secara detail, jadi tidak asal mengenalkan begitu,” ujarnya.

Teman-teman Mawar yang dikenalkan kepada lelaki hidung belang rata-rata berstatus pelajar. Namun, para pemakainya dari beragam latar belakang, baik dari Wonogiri maupun luar kota. Sejauh ini, Mawar memiliki lima teman yang biasa dikenalkan kepada lelaki pemburu syahwat. Mereka di Baturetno, Eromoko hingga Jogja. Tiga di antara mereka telah dikeluarkan dari sekolah.

Di warnet, dia sempat melakukan chatting dengan temannya di Jogja. Dia bahkan memperlihatkan kepada JIBI/SOLOPOS foto-foto vulgarnya.

Ditanya soal fee atas jasanya mengenalkan remaja putri kepada lelaki hidung belang, Mawar enggan membeberkannya. Ia hanya menyebutkan tarif kencan tergantung waktu. “Short time Rp800.000, kalau long time Rp1,2 juta,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya