SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SRAGEN–Kawasan wisata ziarah Gunung Kemukus, Sragen memiliki cerita tersendiri. Sembari duduk di kursi di depan warung, salah satu perempuan pekerja seks komersial (PSK), R menceritakan sekelumit praktik prostitusi di Gunung Kemukus. Untuk penjaja seks komersial usia muda (bawah 30 tahun), tarif mereka sekitar Rp200.000.

Namun biasanya sulit mendapatkan penjaja seks usia muda saat malam Jumat Pon dan malam Jumat Kliwon. Sebab sebagian besar dari mereka kebanjiran permintaan dari pengunjung Kemukus. R sendiri yang telah berusia sekitar 40 tahun memasang tarif Rp100.000 untuk sekali layanan seks. Dia mengaku terpaksa menjajakan diri di Gunung Kemukus karena tuntutan ekonomi keluarga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Anak saya tiga, suami saya meninggal beberapa hari sebelum anak saya lahir. Saya yang harus menghidupi mereka,” tutur dia. Menurut R, ketiga anaknya tidak tahu dirinya menjajakan diri di Gunung Kemukus.

Selama di Gunung Kemukus, R tinggal di sebuah rumah dengan cara sewa atau kontrak. Dia adalah satu dari beberapa perempuan penjaja seks yang juga tinggal di rumah tersebut.

Selain menjadi tempat tidur (istirahat), kamar berukuran sekitar 2×2,5 meter persegi di rumah itu juga menjadi tempat “kerja” mereka. Ranjang minimalis dan kasur tipis menjadi saksi bisu pekerjaan mereka.

Pengamatan solopos.com, rumah-rumah yang menyediakan pekerja seks komersial berbentuk rumah karaoke, kafe dan warung makan. Transaksi hubungan intim berlangsung di warung dan teras rumah.

Bila merasa kangen dengan anak-anaknya, biasanya R pulang beberapa hari ke Semarang. “Rasanya perih sekali saat melihat wajah anak-anak saya. Kalau ada laki-laki yang bertanggung jawab mau menikahi saya, saya siap. Demi anak-anak,” aku dia lirih.

R adalah satu dari sejumlah penjaja seks komersial yang beroperasi di Gunung Kemukus. Sebagian dari mereka tinggal di Gunung Kemukus dengan status warga pendatang.

Sebagian yang lain datang ke Gunung Kemukus pada waktu-waktu tertentu, utamanya puncak kunjungan ziarah yaitu malam Jumat Pon, malam Jumat Kliwon dan bulan Sura (Muharam).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya