SOLOPOS.COM - Bara Yudhistira (Istimewa/Dokumen pribadi)

Solopos.com, SOLO -- Pada saat ini porang merupakan salah satu komoditas pertania yang cukup diminati. Sebagian petani di Kabupaten Wonogiri bersemangat membudidayakan porang. Wilayah budi daya komoditas tersebut di Kabupaten Wonogiri adalah Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Jatipurno, Kecamatan Girimarto, Kecamatan Slogohimo, Kecamatan Jatisrono, Kecamatan Manyaran, Kecamatan Eromoko, dan Kecamatan Pracimantoro.

Sambutan hangat dari para petani di Kabupaten Wonogiri dalam mengembangkan tanaman porang tidak lain karena porang memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan. Umbi porang basah berharga Rp4.000 hingga Rp15.000 per kilogram, sedangkan dalam bentuk chip dengan harga sekitar Rp55.000 hingga Rp65.000 per kilogram.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Harga tertinggi ketika sudah dalam bentuk tepung dengan harga mencapai Rp300.000 per kilogram. Hal ini tentu jauh berbeda dengan komoditas singkong yang selama ini menjadi salah satu komoditas andalan Kabupaten Wonogiri yang hanya  berharga Rp2.000 per kilogram untuk singkong kering dan singkong basah berharga Rp500 per kilogram.

Prospek pengembangan porang cukup menjanjikan mengingat sebagian besar tepung porang diekspor ke Jepang, China, Taiwan, hingga Korea Selatan. Saat ini pemenuhan kebutuhan ekspor baru terpenuhi hanya 20% saja sehingga peluang pasar masih terbuka lebar.

Pemanfaatan porang umumnya sebagai bahan baku makanan dan produk kosmetik. Adapun kandungan porang dari hasil penelitian Kurniawati (2010) terdiri atas 81,72% glukomanan, 2,7% protein, lemak berkisar 1,9%, serta mengandung oksalat 0,19%.

Kandungan terbesar porang adalah glukomanan yang merupakan komponen kimia yang dapat memengaruhi karakteristik produk pangan. Pemanfaatan glukomanan umumnya sebagai bahan baku konnyaku, shirataki, aneka kue, roti, es krim, permen, dan produk lainnya.

Selain kandungan komponen gizi, umbi porang mengandung senyawa oksalat sehingga perlu berhati-hati dalam mengolah umbi porang. Menurut Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Kementerian Pertanian, senyawa oksalat merupakan komponen antigizi yang dapat merugikan kesehatan karena dapat mengikat kalsium di dalam tubuh kita.

Dalam jumlah atau dosis tertentu oksalat dapat menyebabkan keracunan. Dalam proses pengolahan porang diperlukan metode yang tepat agar dapat meminimalisasi dampak negatif dari oksalat ini karena menyangkut food safety (keamanan pangan) yang harus dipenuhi.

Antusiasme petani di Kabupaten Wonogiri dalam pengembangan tanaman porang perlu diapresasi berbagai pihak. Pada saat ini sentra penghasil porang selain Kabupaten Wonogiri adalah Kabupaten Madiun (Jawa Timur) dan Kabupaten Bandung (Jawa Barat). Apresiasi tersebut salah satunya perlu diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri yang harus mulai melirik dan mempromosikan porang sebagai komoditas andalan daerah.

Harapannya dalam beberapa tahun ke depan dapat dicanangkan Kabupaten Wonogiri sebagai sentra porang, selain dikenal sebagai sentra gaplek. Hal ini sangat memungkinkan karena daerah lain sentra penghasil porang pada saat ini belum ada yang mendeklarasikan diri sebagai sentra porang atau daerah yang identik dengan komoditas porang.

Rasanya akan serasi ketika Kabupaten Wonogiri terkenal sebagai penghasil gaplek yang disandingkan dengan sentra porang. Keduanya merupakan komoditas umbi-umbian sehingga hal ini bisa menjadi milestone bagi Kabupaten Wonogiri untuk mengembangkan jenis umbi-umbi yang lainnya, serta bukan tidak mungkin suatu saat Kabupaten Wonogiri akan menjadi role model dalam pengembangan komoditas umbi-umbian di Indonesia.

Optimisme petani di Kabupaten Wonogiri dalam mengembangkan komoditas porang cukup terbantu dengan adanya organisasi Petani Pegiat Porang Nusantara (P3N). P3N sebagai lembaga swadaya masyarakat mampu menjembatani petani untuk menjual hasil panen porang kepada perusahaan pengekspor.

Dalam hal ini petani mendapatkan link pemasaran yang sudah jelas sehingga petani tidak akan bingung menjual hasil panen serta mereka mendapatkan harga yang bagus karena dengan hal tesebut mampu memotong rantai perdagangan yang dapat menghindarkan mereka dari tengkulak.

Di sisi lain dengan peran serta P3N mampu menyelenggarakan transfer of knowledge kepada petani terkait dengan sirkulasi panen porang agar selalu tersedia sepanjang tahun mengingat komoditas ini bukan merupakan komoditas musiman. Keterlibatan P3N saja dalam menstimulasi dan mendorong petani di Kabupaten Wonogiri untuk mengembangkan tanaman porang rasanya belum cukup. Perlu dukungan dari pihak lain untuk lebih memberikan efek yang lebih luas.

Dalam hal ini P3N cenderung lebih menekankan pada aspek marketing atau distribusi hasil panen, sedangkan aspek pendukung lain belum sepenuhnya disentuh. Para petani porang di Kabupaten Wonogiri menjalankan riset dan penelitian dalam mencari lahan terbaik untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal.

Teknologi

Kita patut memberikan apresasi kepada para petani porang di Kabupaten Wonogiri atas kreativitas tersebut, tetapi dalam hal ini tentu perlu ada peran pihak-pihak yang lebih kompeten untuk membantu petani. Pengembangan tanaman porang dapat dilakukan dari hulu ke hilir sehingga hasil panen porang akan maksimal dan optimal baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Peran teknologi sangat diperlukan dalam hal tersebut, baik teknologi dalam proses budi daya maupun teknologi pascapanen. Dalam hal ini perlu ada kolaborasi antara petani dengan pihak yang mempunyai teknologi tersebut, salah satunya yaitu perguruan tinggi.

Seperti kita ketahui bahwa di daerah Soloraya terdapat beberapa perguruan tinggi yang memiliki fakultas ataupun program studi yang erat kaitannya dengan  pertanian. Selain itu, dalam operasionalnya, perguruan tinggi melaksanakan tridharma perguruan tinggi yang terdiri atas aspek pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Aspek penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ini dapat menjadi peluang untuk melaksanakan kolaborasi antara petani porang dan perguruan tinggi. Perlu ada komitmen dari semua pihak untuk terus meningkatkan kuantitas dan kualitas budi daya porang melalui teknologi karena rasanya tidak cukup hanya ketika porang tersebut telah dapat dijual kepada industri.

Adanya teknologi mampu meningkatkan nilai ekonomi dari porang itu sendiri sehingga petani akan mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi dan akan berdampak pada kesejahteraan mereka. Sebagai contoh, perlu didorong agar petani tidak menjual porang dalam bentuk segar, tetapi dapat diubah menjadi produk setengah jadi baik dalam bentuk chip maupun tepung.

Produksi chip maupun tepung porang dapat dilakukan dengan teknologi yang tepat agar komponen gizi dalam porang tidak rusak atau berkurang. Selain itu, dengan penggunaan teknologi juga dapat menghilangkan komponen nirgizi atau antigizi yang tidak kita kehendaki.

Budi daya porang yang sudah menggeliat di Kabupaten Wonogiri ini sungguh disayangkan apabila tidak didukung oleh semua pihak. Jangan sampai petani terkesan sendirian mengembangkan komoditas yang sebenarnya dapat mengangkat branding dan ekonomi daerah.

Jika kita melihat daerah lain, sebagai contoh Kabupaten Grobogan, telah menjadi pusat pengembangan kedelai lokal dari hulu ke hilir dalam naungan Rumah Kedelai sebagai pusat pengembangan yang difasilitasi pemerintah daerah. Perlu ada koordinasi yang lebih masif dan intensif di wilayah Kabupaten Wonogiri antara petani, pemerintah daerah, industri, perguruan tinggi, maupun lembaga swadaya masyarakat.



Koordinasi ini penting untuk memetakan dan menentukan arah pengembangan porang ke depan, khususnya di Kabupaten Wonogiri, sehingga budi daya porang dapat menjadi andalan dalam pengembangan Kabupaten Wonogiri yang dapat diperhitungkan dan berdaya saing tinggi di tingkat provinsi maupun nasional.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya