SOLOPOS.COM - Bisnis clothing distro berkaitan dengan remaja (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO— Prospek binis apa yang menguntungkan di 2014? Beberapa pelaku usaha di Solo memprediksi usaha yang berhubungan dengan anak muda dan wanita masih cemerlang di 2014. Demikian hal usaha di bidang properti meskipun beberapa komponen pendukung terpengaruh fluktuasi harga dolar Amerika Serikat (AS).

Hal itu disampaikan Direktur PT Graha Mulya Wirastama, Owning Company The Sunan Hotel Solo, Dicky Sumarsono. Dia mengklaim semua bidang usaha masih terbuka untuk peluang usaha 2014.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Terutama pasar yang bersinggungan dengan anak muda dan wanita. Dicky menyampaikan bisnis yang menjajakan gaya hidup akan terus beroperasi selama masyarakat masih konsumtif.

Selain itu bisnis bidang IT, restoran, online, hotel, condotel, percetakan, jasa konsultan marketing dan politik, termasuk properti. Bahkan dia menyebut investasi properti sebagai sarana membangun kekayaan peringkat pertama di Indonesia pada 2014. Dia memprediksi pertumbuhan beberapa sektor bisnis di atas mencapai 4%-14%.

Tahun Politik

Lebih lanjut Dicky menyampaikan gambaran perkembangan bisnis perhotelan pada 2014. Dia menyebutkan kenaikan harga bahan mentah hotel mencapai 10%-20%. Menurut dia nominal itu tergolong tinggi bagi investor. Namun dia memastikan jerih payah investor terbayar.

Dicky menyebut 2014 sebagai tahun politik. Sehingga dia menaruh harapan perputaran uang tinggi. Bahkan dia berani mengklaim okupansi minimal hotel 50% di 2014. Hal itu sejalan dengan hasil survei versi Trip Advisor Index dalam prospek dan profitabilitas bisnis hotel di dunia. Indonesia ditempatkan pada posisi teratas.

“Setiap hari ada dua hotel berdiri di Indonesia. Sebanyak 57% penduduk Indonesia ada di kelas menengah. Mereka mendongkrak perekonomian. Ini lebih bagus dibanding tahun lalu. Dukungan dari stakeholder terkait,” kata Dicky kepada Espos, Minggu (5/1).

Tidak jauh beda analisa Wakil Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jateng, Adib Ajiputra. Dia menganalisa 2014 menjadi tahun tekanan bisnis properti. Analisa didasarkan fluktuasi harga dolar AS mempengaruhi harga beberapa komponen pendukung properti. Oleh karena itu dia menilai pertumbuhan bisnis properti tidak sebagus 2013.

Pertumbuhan mencapai 20% pada 2013. Sedangkan pertumbuhan dinilai sulit menyentuh angka 15% pada 2014. Namun dia optimis properti masih prospek selama kebijakan pemerintah berpihak kepada bisnis yang berfungsi sebagai penggerak sektor riil. Adib menyebut bisnis properti menaungi 300 bisnis industri besar, menangah hingga kecil.

Adib juga menyampaikan fakta lain bisnis properti makin diminati. Harga tanah di beberapa wilayah di Solo dan sekitarnya seperti, Solo Baru, Colomadu, Kartasura, Ngemplak dan lain-lain melebihi kota di Jogja dan Semarang. Padahal harga tanah mempengaruhi pertumbuhan kenaikan harga properti. Maka Adib menjelaskan 2014 menjadi tahun paling bagus untuk investasi properti.

“Kami harap pemerintah konsisten. Industri properti jadi lokomotif bagi industri lain. Ini industri padat kerja. Pemerintah harus mendorong iklim kondusif sembari perlahan-lahan ekonomi dunia menjalani proses pemulihan. Ini tekanan dan tantangan cukup besar untuk properti,” ungkap Adib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya