SOLOPOS.COM - Kejuaraan Daerah Institut Karate-do Nasional (Kejurda Inkanas) memperebutkan Piala Kapolda DIY 2016 digelar pada Minggu (18/12/2016) di lantai 3 Hartono Mall Yogyakarta. (IST/Hartono Mall)

Keputusan Federasi Olahraga Karate-Do (Forki) DIY dan BPO DIY memasukkan Kinanti Trulli dan Vitra Yunita dalam daftar enam karateka di ajang Pekan Olahraga Nasional (Popnas) 2017 berbuntut panjang

Harianjogja.com, BANTUL — Keputusan Federasi Olahraga Karate-Do (Forki) DIY dan BPO DIY memasukkan Kinanti Trulli dan Vitra Yunita dalam daftar enam karateka di ajang Pekan Olahraga Nasional (Popnas) 2017 berbuntut panjang. Dua karateka yang turun di dua kelas berbeda pada kategori kumite ini dinilai lolos tanpa proses selayaknya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami dari Forki Sleman dan Kota menolak masuknya dua nama itu dalam daftar 6 karateka di ajang Popnas. Karena keduanya masuk tanpa proses yang benar,” kata Ketua Harian Forki Sleman Edwin Arif Sosiawan kepada wartawan, di Dojo Samawi, Bantul, Sabtu (2/9/2017) sore.

Ekspedisi Mudik 2024

Edwin menyebut bahwa kedua karateka tersebut sengaja dimasukkan oleh pelatih pelatda karate, Irwansyah Ginting karena berasal dari perguruan yang sama, yakni Amura. Sebab, sesuai dengan mekanisme penjaringan karateka untuk Popnas, sejatinya harus memertimbangkan potensi atlet meraih emas.

“Selain itu, ada beberapa tahapan seleksi yang tidak sesuai. Semisal, penyelenggaraan seleksi untuk kumite dan kata dilakukan bersamaan. Di mana pada akhirnya, DIY hanya mengikutkan karateka di kategori kumite. Di samping itu, saat tryout, mereka justru dilawankan dengan atlet solo yang rata-rata mahasiswa,” sambung Edwin.

Oleh sebab itu, Edwin menyebut, Forki Sleman bersama Forki Kota pun telah melayangkan surat protes kepada BPO DIY dan Forki DIY. Akan tetapi, surat protes ini tidak mendapatkan respon dari kedua lembaga ini.

“Sepertinya Ketum Forki DIY mengabaikan aspirasi perguruan dan Forki daerah. Sedangkan BPO angkat tangan dan justru mengembalikan ke Pengda,” timpal Ketua 3 Forki DIY bidang pertandingan dan perwasitan Julius Sembiring di tempat yang sama.

Sementara, Ketua Forki Kota Jogja Pradopo berharap agar peristiwa ini tidak kembali terulang pada masa mendatang. Sebagai penggerak karate di DIY, pihaknya prihatin dengan ketidaktransparan proses seleksi atlet Popnas di cabang beladiri ini. “Karena ini akan berdampak kepada penurunan mental para atlet. Seharusnya siapa saja yang duduk di kepengurusan bisa melepaskan unsur perguruan dan mementingkan kepentingan Forki,” ucapnya.

Terpisah, pelatih pelatda karate Popnas DIY, Irwansyah Ginting membantah semua tudingan. Ia menandaskan bahwa proses seleksi yang dilakukan pihaknya sudah sesuai dengan kaidah yang ada.

“Proses seleksi atlet Popnas sudah sesuai parameter dan ada instrumen penilaiannya,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya