SOLOPOS.COM - Anggota tim kurator mengamati keris hibah dari Kemendikbud di Museum Keris Nusantara, Solo, Kamis (22/3/2018). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Pengelola Museum Keris Nusantara Solo mulai membuka dan menjamasi keris dan tosan aji hibah dari Kemendikbud.

Solopos.com, SOLO — Ssebanyak 133 keris serta tosan aji lain yang diduga cagar budaya tertumpuk tak beraturan di salah satu peti kayu, Kamis (22/3/2018). Sebagian terbungkus kain, sebagian lainnya masih terbungkus plastik bubble wrap.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Satu dari enam peti kayu itu ditata di ruangan transit Museum Keris Nusantara. Selain itu ada pula dua boks plastik ditata di antara peti-peti tersebut. Peti kayu dan boks plastik ini berisi 1.211 keris dan tosan aji yang diterima Museum Keris Nusantara dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada Rabu (14/3/2018).

Meski sudah sepekan diterima, baru pada Kamis enam peti kayu dan dua boks plastik dibuka Wali Kota disaksikan perwakilan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah dan kurator keris. Dengan sangat hati-hati, satu per satu keris dikeluarkan Wali Kota dari dalam peti. (Baca juga: 1.211 Keris Hibah Kemendikbud Tiba di Solo)

“Iki ampuh tenan [Ini ampuh sekali],” celetuk Wali Kota saat membuka salah satu pedang terbungkus plastik bubble wrap.

Sekilas tak terlihat keris-keris itu bernilai sejarah tinggi dan merupakan peninggalan di era Majapahit. Beberapa keris saat dibuka sudah berkarat. “Wah iki kudu di warangi dan jamasi sek nembe ketok pamornya [Ini harus diberi wadah dan dimandikan agar kelihatan pamornya],” kata Wali Kota.

Rudy sapaan akrabnya meminta tim kurator bersama BPCB meneliti dan mengidentifikasi koleksi keris itu sebelum nantinya dipamerkan. Proses kurasi dilakukan untuk mengidentifikasi jenis keris, asal keris, dan sejarahnya.

Rudy juga meminta setelah diteliti, keris dan tombak tersebut hendaknya dijamasi terlebih dahulu. “Dijamasi dan diberi warangan biar pamor-pamornya muncul, jadi keistimewaan keris-keris ini bisa terlihat,” kata Rudy.

Proses menjamasi keris dan tombak bukan untuk mengultuskan benda tersebut, melainkan lebih ke tata cara merawat keris. Menurutnya, proses jamasan keris juga menguri-uri budaya. Hibah dari Kemendikbud ini akan menambah koleksi Museum Keris Nusantara.

“Paling tidak anak-anak generasi muda ke depan tahu persis dengan sejarah keris itu. Keris adalah cagar budaya yang telah diakui UNESCO,” kata Rudy.

Salah satu anggota dewan kurator, Ronggojati Sugiyatno, mengatakan salah satu keris paling tua yang dihibahkan adalah Keris Segaluh dari abad keenam. Ada pula yang dari Filipina dan kawasan Nusantara lain dari masa Majapahit, Pajajaran, Keraton Mataram, dan lain-lain.

“Proses kurasi akan dilakukan segera. Setelah itu dilakukan proses jamasan untuk merawat keris-keris itu agar tidak berkarat dan lainnya,” katanya.

Pengkaji Bangunan Cagar (BCB) dari BPCP Jawa Tengah, Wahyu Brotoraharjo, mengatakan sebanyak 133 keris dan tombak di dalam peti diduga cagar budaya sebagaimana saat diinventarisasi Tim BPCB di Kemendikbud. Karena itu, untuk memastikan apakah benar ratusan pusaka tersebut memang BCB atau hanya keris dan tombak baru yang dimodel seperti barang lama menjadi tugas Tim Kurator untuk mengidentifikasi.

“Untuk memasukkan benda sebagai BCB ada kelengkapan yang harus dipenuhi, salah satunya soal sejarah pusaka. Nah ini nanti akan diisi teman-teman kurator yang lebih paham jenisnya masuk keris dari mana, usianya. Minimal bisa tahu apakah memang keris buatan lama atau keris baru yang dibuat seperti keris lama,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya