SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Sektor properti di Kota Semarang secara umum cenderung stagnan pada triwulan IV 2018. Peningkatan masih terjadi di beberapa sektor properti, namun terbatas di segmen tertentu, seperti residensial di pasar sekunder.

Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra, mengatakan adanya relaksasi loan to value (LTV) yang dikeluarkan oleh BI yang berlaku mulal 1 Agustus 2018 belum memberikan dampak signifikan pada permintaan kredit kepemilikan rumah (KPR).  “Walaupun demikian, pertumbuhan harga tanah dan rumah di Kota Semarang masih menunjukkan tren positif dan mengalami kenaikan,” kata Rahmat dalam keterangan resminya Senin (18/2/2019).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia menjelaskan, secara triwulanan, harga properti residensial di pasar sekunder untuk Kota Semarang pada triwulan IV 2018 tumbuh sebesar 0,22% (qtq), lebih lambat dibandingkan triwulan Ill 2018 yang tumbuh sebesar 0,26% (qtq) Pertumbuhan harga tertinggi terjdi di wilayah Semarang Tengah sebesar 0,53% (qtq).

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara untuk pertumbuhan terendah dialami oleh Semarang Utara sebesar 0,03% (qtq). Secara tahunan, rata-rata harga properti residensial di pasar sekunder untuk Kota Semarang tumbuh sebesar 1,44% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan Ill 2018.  “Harga tanah di pasar sekunder Kota Semarang pada triwulan IV 2018 tumbuh sebesar 0,41% (qtq). lebih Iambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III 2018 sebesar 0,46% (qtq),” tuturnya.

Menurutnya, wilayah Semarang Barat tercatat mengalami pertumbuhan triwulanan tertinggi yaitu sebesar 0,70% (qtq), sementara pertumbuhan harga tanah terendah terjadi di wilayah Semarang Timur, sebesar 0,12% (qtq). Dia menambahkan secara tahunan, harga tanah di pasar sekunder juga tumbuh melambat, dan sebesar 2,10% pada triwulan Ill 2018 menjadi sebesar 2,06% (yoy) pada triwulan IV 2018.

Pertumbuhan harga tertinggi terjadi di Wilayah Semarang Tengah sebesar 3,03% (yoy), sementara Semarang Utara mencatatkan pertumbuhan harga tanah terendah sebesar 0,38% (yoy).  Pertumbuhan properti residensial yang melambat pada triwulan IV 2018 seiring dengan penyaluran kredit konsumsi yang juga tumbuh melambat, dan sebesar 7,72% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 7,42% (yoy).

Di sisi lain lanjut dia, penyaluran KPR untuk kepemilikan rumah segmen menengah dan menengah atas (rumah tinggal tipe di atas tipe 70 m2) menunjukkan penumbuhan positif sebesar 10.77% (yoy), walaupun melambat dibandingkan triwulan Ill 2018 yang sebesar 1 1,75% (yoy).

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya