SOLOPOS.COM - ilustrasi (aliimg.com)

ilustrasi (aliimg.com)

Lemari tak hanya untuk menyimpan pakaian tapi juga perabot rumah tangga lain. Tapi jika lantas lemari kayu kita cepat sekali berjamur, retak, atau melengkung bahkan patah tentu bikin kesal. Hati-hati juga dengan lemari berharga murah.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Memilih lemari kayu memang tak mudah. Terlebih pertimbangan harga menjadi hal utama yang dijadikan alasan pemilihan. Menurut penuturan Ida Nugraheni, pengusaha dunia perkayuan sejak 1990, kebanyakan orang kepincut dengan lemari berharga murah. “Biasanya tak pikir panjang langsung membeli. Juga tidak memperhitungkan kualitas kayu,” ujarnya pekan lalu.

Semakin miring harga, menurut Ida, Anda harus curiga karena kayu yang digunakan kemungkinan besar tidak mengalami proses pengeringan dengan oven. “Sama-sama lemari pintu tiga, konsumen tentu akan memilih harga yang lebih murah,” ujarnya, saat ditemui beberapa waktu lalu.

Padahal soal harga, lanjutnya, sangat berpengaruh terhadap kualitas. Pemilik Maju Baru Furniture di Jalan Mentri Supeno Nomor 1 Jogja ini memberikan tips supaya pembeli tidak tertipu akan kualitas bahan baku sebuah lemari.
“Yang pertama pilih kayu yang bisa tahan lama, misalnya kayu jati dan mahoni. Ukur ketebalan kayu pada pintu, paling tidak sekitar 2,5 sampai 3 sentimeter,” ujarnya.

Jangan lupa juga amati dengan teliti daun pintu. Pastikan daun pintu tidak dibuat dari kayu belahan yang disambung.

Ida menjelaskan, proses finishing juga sangat berpengaruh terhadap lemari. Sebab, ada lemari yang dipoles dengan melamin, cat atau plitur. Paling bagus adalah lemari yang melalui proses melamin untuk menghindari lemari dari serangan jamur.

“Soal kelembaban tempat, saya rasa tidak berpengaruh, asalkan kayunya bagus, tidak tipis maka tidak akan jamuran,” tutur perempuan yang juga memiliki toko kayu di Jalan Imogiri Bantul ini.

Bahan Serat
Akan lebih baik lagi jika membeli lemari di toko mebel yang memproses lemari secara langsung. Konsumen dapat melihat proses dan bahan kayu yang akan dipergunakan untuk disusun menjadi lemari.

Ida menjelaskan, pemilihan bahan terutama kayu jati bisa diukur dari warna kayunya. Bila berwarna cokelat pekat dengan sedikit semburat warna putih, maka kayu jati tersebut berkualitas tinggi.

Sementara kayu jati yang putih bersih, warna cokelatnya sangat sedikit adalah jati yang kurang baik. Biasanya jati semacam ini tumbuh di tanah yang subur dan kadar airnya banyak. Dengan kadar air yang masih tinggi, tentu saja kemungkinan untuk retak, pecah, dan melengkung menjadi besar.

Selain itu kualitas bahan ditentukan dari umur tebang. Semakin muda umurnya, tentu saja semakin banyak serat muda yang terkandung dalam bahan. Bagian gubal (bagian lunak antara kulit) seringkali menjadi serangan empuk bagi serangga bubuk dan rayap.

Anda dapat mengenali gubal dengan mengamati warna serat putih pada furnitur. “Jati pun bisa bengkong kalau kurang berkualitas,” katanya. Bagaimana dengan lemari di rumah Anda? (Wartawan Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya