SOLOPOS.COM - Pelatih tim Palembang Bank SumselBabel, Yoingtaek Lee, memberikan instruksi kepada pemainnya pada pertandingan Proliga 2023 di Palembang Sport and Convention Center (PSCC), Palembang, Sumatra Selatan, Sabtu (21/1/2023). (Antara/Nova Wahyudi)

Solopos.com, PALEMBANG – Wakil Direktur Proliga, Reginald Nelwan, menegaskan pihaknya menargetkan penggunaan teknologi pendamping wasit berupa video challenge secara utuh mulai pada musim 2024.

Pernyataannya itu disampaikan Reginald sekaligus untuk menjawab pertanyaan para ofisial serta pelatih tim bola voli saat melakoni pekan ketiga putaran pertama Proliga 2023 di Palembang, Sumatra Selatan, yang lalu.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Menurut Reginald, saat ditemui di Palembang, Senin (23/1/2023), mahalnya ongkos pengoperasian teknologi tersebut menjadi alasan mengapa mereka baru dapat merealisasikannya secara utuh di setiap pertandingan pada Proliga musim 2024.

Dia menyebutkan, harga sewa per satu musim ditaksir setara dengan beban anggaran Proliga itu sendiri atau bisa mencapai sekitar Rp6 miliar – Rp7 miliar.

Besaran nilai sewa tersebut, lanjutnya, belum termasuk operasional tim ahli yang bakal mengoperasikannya saat mereka didatangkan ke Indonesia.

Sebab teknologi berupa perangkat kamera dan komputerisasi dan operatornya itu miliki Federasi Bola Voli Asia (Asian Volleyball Confederation/ACV) yang berdomisili di Bangkok, Thailand.

“Kira-kira itu alasannya mengapa baru bisa digunakan utuh untuk setiap pertandingan pada Proliga tahun depan (2024),” kata dia.

Atas kondisi itu pihaknya berusaha menghadirkan perangkat video challenge pada babak empat besar Proliga 2023, yang bakal digelar di Gresik, Jawa Timur pada akhir bulan Februari.

Hal tersebut sebagaimana yang sudah mereka koordinasikan kepada 14 tim (delapan putra dan enam putri) jauh sebelum pertandingan putaran pertama dimulai, di Bandung, Jawa Barat pada awal Januari 2023.

“Ya, sebab kita tahu keberadaan video challenge ini cukup penting untuk lebih memastikan bola masuk/keluar tersentuh atau tidak. Kita pun paham wasit dan hakim garis ini juga memiliki kelemahan, bayangkan satu pertandingan mereka berdiri menjaga konsentrasi sampai 28 menit, siapa yang sanggup begitu. Sementara mereka harus melihat bola yang bergulir cepat, jadi kadang memang luput,” ujarnya.

Pelatih kepala tim bola voli putra Palembang Bank SumselBabel, Youngtaek Lee, menjadi salah satu pihak yang vokal menyoroti pentingnya keberadaan video challenge utuh di Proliga sebagai perhelatan bola voli profesional terbesar di Indonesia.

Pasalnya pria asal Korsel itu merasa timnya dirugikan atas keputusan wasit saat berhadapan dengan tim Jakarta BNI 46 pada putaran pertama pekan ketiga PLN Mobile Proliga 2023 seri Palembang.

“Semata untuk memastikan kebenaran sah tidaknya (sehingga tidak timbul perdebatan). Ini masukan. Bagaimana bisa sekelas Proliga ketinggalan. Di tempat asal saya (Korea Selatan) sudah lebih dulu ada. Percuma kami datangkan pemain hebat kalau kualitas pertandingan masih begini,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya