SOLOPOS.COM - Ilustrasi protokol kesehatan. [Shutterstock]

Solopos.com, SOLO -- Protokol kesehatan atau prokes apabila dilakukan secara tegas akan berimbas pada angka penularan Covid-19 yang menurun.

Dan hal tersebut terjadi terhadap beberapa wilayah di Jawa Barat. Di awal Januari 2021, kepatuhan prokes masyarakat Jawa Barat berkisar di angka 50 persen. Sedangkan di awal Februari meningkat tajam di 83 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Di awal Januari 2021 kepatuhan memakai masyarakat di Jawa Barat hanya berkisar 50%. Kemarin (3/2/2021) sudah sekitar 83%," terang Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam rilis tertulisnya yang diterima Solopos.com pada Kamis (4/2/2021).

Baca Juga: Meski Masih Pandemi, Olimpiade Tokyo Kemungkinan Besar Digelar Juli Mendatang

Ekspedisi Mudik 2024

“Hasilnya luar biasa, daerah yang sebelumnya sempat merah seperti Kabupaten Tasik, sekarang sudah keluar dari zona merah karena termotivasi oleh temuan data ini," tambah dia.

Sama seperti di Jawa Barat, di Jawa Timur juga mengalami hal serupa. Angka penularan Covid-19 dapat ditekan di awal Februari 2021 dengan angka Rate of Transmission (ROT) berada di 0,79 persen.

Baca Juga: Makam Pasien Covid-19 di Semarang Penuh, Ayo Di Rumah Saja!

“Salah satu tolok ukur yang banyak digunakan adalah ROT yang berada di kisaran 1,1% untuk wilayah Jawa Timur di awal penegakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), kini menjadi 0,79% di awal Februari 2021 kemarin. Ini tolok ukur yang cukup obyektif dan ilmiah dari sisi epdemiologi bahwa PPKM ini diikuti penekanan dalam penyebaran Covid-19,” jelas Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak.

"Kita melihat PPKM ini berdampak di wilayah Jawa Timur secara keseluruhan, mungkin karena daerah-daerah yang kasusnya relatif meningkat,
menerapkan PPKM di wilayahnya. Tuban misalnya dari awalnya masuk zona merah kini menjadi zona oranye," imbuh dia.

Baca Juga: Jokowi Emoh Jawab Surat AHY, Begini Sikap Demokrat...

Penelitian Berbicara

Tim Penangana Covid-19, dr Falla Adinda mengakui bahwa dengan melakukan protokol kesehatan yang disiplin bisa menekan angka penularan Covid-19. Dan hal tersebut sudah dibuktikan dalam penelitian.

“Penularan Covid-19 ini bisa dicegah dengan 3M, itu sudah jadi penelitian yang valid. Artinya penularan itu bisa kita tekan dengan konsisten berkerja sama-sama, gotong royong dalam satu waktu. Tidak bisa saya saja, kamu saja, atau pemimpin daerahnya saja," ungkap dia.

Baca Juga: Jelang Jateng di Rumah Saja, Pasar dan Bakul Sayur Keliling di Soloraya Diserbu Pembeli

Salah satu aktivitas yang luput dari penerapan protokol kesehatan adalah saat olahraga dan makan di luar. Di dua kegiatan tersebut, memang sulit untuk memakai masker.

“Kadang-kadang kecolongannya justru saat beraktivitas misalnya, saat makan, saat olahraga. 90% memang disiplin memakai masker tapi hanya di dalam ruang publik. Itulah kenapa protokol kesehatan justru harus dipegang terus, dan kita sebut sebagai adaptasi kebiasaan baru," pungkas Falla.

Baca Juga: Sempat Mati Suri, Pasar Ikan Balekambang Solo Hidup Lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya