SOLOPOS.COM - Prooject Loon (Youtube)

Project Loon Google dirintis tahun 2008 dan terus berkembang hingga kini.

Solopos.com, JAKARTA – Proyek Internet gratis untuk seluruh dunia yang digarap Google terus mendapat sorotan tajam. Proyek ambisius yang juga akan menyambangi Indonesia ini mendapat sorotan lantaran disebut-sebut sebagai misi mata-mata.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Meskipun belum ada bukti, sejumlah blogger penggemar teori konspirasi sudah terlebih dahulu menuding Google. Namun, Google bergeming. Proyek yang dirintis sejak 2008 lalu ini nyatanya berjalan hingga kini.

Walau hanya sebatas uji coba teknis, proyek tersebut diharapkan memberi solusi penyebaran akses internet di wilayah yang sebelumnya tidak terjangkau internet.

Dilansir laman Okezone, Selasa (15/12/2015), dilihat dari sejarahnya, Project Loon tidak muncul dalam semalam. Project Loon atau balon udara besutan Google itu awalnya diperkenalkan pada 2008.

Di tahun itu, Google bekerjasama dengan Space Data Corp, sebuah perusahaan yang mengirimkan balon yang membawa small base station di ketinggian 20 mil atau 32 kilometer.

Balon tersebut melayang di udara untuk menyediakan konektivitas kepada para pekerja dan perusahaan minyak di daerah Amerika Serikat bagian selatan.

Pada 2011, pengembangan di bawah naungan Google X digencarkan dan perusahaan melakukan serangkaian uji coba di Central Valley, California. Kemudian, Google mengumumkan ke publik proyek tersebut pada 14 Juni 2013.

Sebelum rencananya akan diluncurkan di Indonesia, Google Project Loon telah mengudara di beberapa negara seperti Selandia Baru pada Juni 2013. Lalu, Mei hingga Juni 2014, Google menguji coba di Piaui, Brasil.

Tahun ini, Google menandatangani kerjasama dengan pejabat Information and Communication Technology Agency (ICTA) di Sri Lanka untuk meluncurkan teknologi Loon dalam skala massal. Hasilnya, pada Maret 2016, Sri Lanka menjadi negara kedua di dunia yang terkoneksi dengan LTE secara penuh setelah Vatican City.

Pada 29 Oktober 2015, Google berpartner dengan operator Indonesia, XL Axiata, Indosat dan Telkomsel untuk uji coba balon internet Google. Rencananya, uji coba ini akan berlangsung selama satu tahun.

Menggunakan balon udara bertenaga matahari yang akan mengudara di ketinggian sekira 20 km di atas permukaan laut, Project Loon berfungsi layaknya menara pemancar. Ketiga operator itu, meminjamkan frekuensi 4G LTE mereka masing-masing pada frekuensi 900 MHz.

Nantinya balon yang dapat mengantarkan jaringan internet dari udara itu mulai diterbangkan dari lima titik di atas Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua Timur.

Di tengah euforia uji coba Project Loon, pemerintah diminta untuk mempertimbangkan teknologi Open BTS dibandingkan Google Project Loon. Alasan keamanan terkait balon Google Project Loon, dinilai sebagai hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan operator telekomunikasi.

Google Project dinilai berdampak positif dari sisi pemerataan coverage, serta pemenuhan target pemerintah untuk penetrasi internet hingga ke pelosok Tanah Air. Akan tetapi, keberadaan teknologi milik asing yang belum jelas akan sisi TKDN-nya, alih teknologi, serta unsur keamanan maupun pengembangan SDM lokal, harus dibahas lebih detail lagi sebelum tahapan implementasi komersial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya