SOLOPOS.COM - Ilustrasi (mahasiswastan.com)

Solopos.com, SOLO — Musim seleksi penerimaan mahasiswa baru didahului musim peluncuran program studi (prodi) baru. Keberadaan prodi-prodi yang semakin beragam di perguruan tinggi negeri (PTN) dimungkinkan menjadi ancaman bagi perguruan tinggi swasta (PTS).

Bukan hanya itu, kondisi tersebut juga ditengarai bakal menimbulkan kesan persaingan antara PTS dan PTN yang seharusnya tidak terjadi. “Bisa mengancam, bisa juga tidak,” ungkap Ketua Majelis Wali Amanah (MWA) Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo Satriyo Soemantri Brojonegoro saat dihubungi Solopos.com, Jumat (25/4/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia, hal itu tidak akan menjadi ancaman ketika PTS mampu menunjukkan kualitasnya. Satriyo mengatakan saat ini masyarakat sudah cerdas melihat mana perguruan tinggi yang berkualitas, dan PTN belum tentu yang paling baik.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Satriyo, pemerintah pusat semestinya melakukan pembagian prodi antara PTS dan PTN. Artinya, perlu dibagi mana-mana prodi yang mestinya ditangani di PTN, dan mana yang mestinya bisa diserahkan ke PTS.

“Untuk prodi-prodi yang laku di pasaran, biarlah PTS yang membuka. Kemudian prodi-prodi yang kurang diminati namun penting, pemerintah memperhatikan dengan membuka di PTN,” ujar dia. Menurut dia, hal itu perlu karena PTS berjalan secara mandiri, sehingga profit memang diperlukan untuk bisa bertahan.

Hanya yang terjadi saat ini apa yang telah dibuka di PTS, dibuka juga di PTN. Sehingga terkesan ada persaingan antara PTS dan PTN. “Mestinya tidak ada persaingan. Keduanya ini mestinya saling melengkapi,” ujar mantan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut.

Saat ini di UTP sendiri memiliki S1 Teknik Sipil, S1 Arsitektur, S1 Agroteknologi, S1 Agribisnis, S1 Manajemen, S1 Akuntansi, S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, S1 Bimbingan dan Konseling, S1 Pendidikan Guru SD, dan S1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Hampir seluruh prodi tersebut terdapat juga di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo sebagai PTN di Solo.

Satriyo sempat menyampaikan di hadapan Rektor dan para dosen UTP untuk membangun ciri khas dari masing-masing prodi yang sudah ada. Harapannya ke depan mampu bersaing dengan Perguruan Tinggi Lain. “Kalau tidak ada keunikan, ya habis,” terang dia.

Bukan hanya UTP, beberapa PTS di Solo pun memiliki kondisi serupa. Misalnya di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dan Universiats Slamet Riyadi (Unisri). Sementara itu UNS sendiri saat ini terus melakukan penambahan Prodi. Beberapa Prodi baru UNS yang tahun ini kembali disuguhkan adalah Prodi Farmasi, Ilmu Tanah, dan Penyuluhan Komunikasi Pertanian. Bahkan saat ini UNS juga telah menerima mandat dari Ditjen Dikti untuk membuka 14 Prodi baru.

“Kami menerima mandat. Untuk itu kami akan segera mengundang para Dekan untuk membahasnya,” ungkap Pembantu Rektor I UNS, Sutarno, Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya