SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengemis (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO–Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sukoharjo berencana membuat lingkungan pondok sosial (liposos) yang diperuntukkan bagi pengemis, gelandangan dan orang telantar (PGOT) yang tertangkap razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Dinas menargetkan program tersebut dapat terealisasi pada 2014.

Plt Kepala Dinsos Sukoharjo, Sarmadi, ketika ditemui wartawan, Jumat (29/11/2013), mengatakan para PGOT yang terazia sementara ini diserahkan ke Balai Rehabilitasi Sosial Jawa Tengah yang berada di Pajang, Solo. Mereka mendapatkan pembinaan formal dan nonformal dengan baik sebelum dikembalikan ke tengah masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jumlah PGOT di Sukoharjo lambat laun berkurang. Kalau masih ada di Solo Baru, Grogol itu pendatang dari daerah lain. Termasuk pekerja seks komersial (PSK) atau tuna susila seperti yang dirazia Satpol PP, Rabu (27/11) malam,” ungkap lelaki yang akrab disapa Medi tersebut.

Disampaikannya, penanganan PGOT dilakukan oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) seperti Satpol PP dan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dibantu personel kepolisian. Ia menjelaskan, Dinsos berencana mendirikan Liposos yang akan dikelola secara mandiri oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo.

“Liposos itu semacam panti rehabilitasi khusus yang menampung PGOT, termasuk PSK yang terjaring razia. Di sana, kami merencanakan adanya ketua asrama, tenaga ahli, pekerja sosial, tim monitoring dan tenaga teknis. Kami sedang mempersiapkan aspek-aspek tersebut,” kata dia.

Medi mengaku masih mempertimbangkan untuk memberdayakan pegawai-pegawai Dinsos untuk mengisi posisi-posisi dalam Liposos. Namun, ia menyatakan tak menutup kemungkinan akan merekrut pihak luar dinas jika orang tersebut memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk mengembangkan Liposos.

“Sementara ini kami belum punya tempat rehabilitasi yang dikelola pemkab. Tempat rehabilitasi yang ada biasanya dikelola swasta atau yayasan. Contohnya yang ada di Sinai, Grogol. Orang-orang yang dibina adalah mantan gelandangan, mantan orang sakit jiwa dan pecandu narkoba,” paparnya.

Ia berencana menampung semua PGOT, khususnya yang berasal dari Sukoharjo. Sedangkan PGOT yang berasal dari luar daerah akan dikembalikan ke daerah asal melalui koordinasi dengan pemkab setempat.

“Tapi anggaran pendirian Liposos ini belum masuk RAPBD 2014. Kami persiapkan dulu semuanya,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Sukoharjo, Sutarmo, ketika ditemui solopos.com, Jumat, mengatakan pihaknya menangkap tiga PSK dalam razia yang digelar Rabu malam. Para perempuan berusia lebih dari 45 tahun tersebut ditangkap di dua lokasi berbeda, di depan SMA Veteran dan selatan SPBU Gayam, Sukoharjo.

“Kami menggelar razia sesuai Perda No.19/1995 tentang penanggulangan pemberantasan tuna susila. Selain itu, penanganan PSK juga menjadi tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Satpol PP demi menjaga ketenteraman masyarakat,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya