SOLOPOS.COM - Hijauan pakan ternak dijual di sepanjang jalan dusun Trimulyo, Desa Kepek, Wonosari, Gunungkidul, Jumat (2/9/2016). (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Program Kampung Iklim yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), diikuti oleh Desa Kepek

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Menghadapi perubahan iklim, Pemerintah memberikan penghargaan kepada sejumlah daerah di Indonesia yang berupaya untuk melakukan aksi nyata melalui Program Kampung Iklim (ProKlim).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penghargaan tersebut diberikan kepada masyarakat setingkat desa yang secara berkesinambungan melakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Ketua Tim Verifikasi Perlombaan ProKlim Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Eddy Suryanto mengatakan bahwa penilaian ProKlim berdasarkan pada tiga indicator, yakni Adaptasi, Mitigasi, dan Kelembagaan. Dijelaskannya bahwa penilaian Adaptasi terkait dengan tanaman, vegetasi dan alam, sedangkan Mitigasi berkaitan dengan penggunaan energi baru, terbarukan dan konservasi energi.

“Kami sedang verifikasi nantinya akan dinilai sejauh apa masyarakat melaksanakan program ini,” kata Eddy, usai melakukan penilaian di Pabrik Tahu di Sumbermulyo, Kepek, Senin (13/9/2016).

Ia mengatakan dalam setiap indikator penilaian tersebut memiliki skor masing-masing sesuai dengan pelaksanaan program. Untuk Adapatasi dan Mitigasi akan dinilai sebanyak 60 persen sedangkan Kelembagaan sebanyak 40 persen. Nantinya, penghargaan akan diberikan kepada Desa yang dianggap memenuhi kriteria yakni diantaranya Pratama, Madya, Utama, serta Lestari.

“Masing-masing akan mendapat sertifikat dari KLH, terkecuali untuk Utama yang akan disertai trophy,” kata dia.

Kepala Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan (Kapedal) Gunungkidul, Irawan Jatmiko menyampaikan bahwa salah satu kelompok masyarakat yang berinovasi melakukan pengelolaan lingkungan hidup untuk  menjawab isu perubahan iklim di Gunungkidul yakni Desa Kepek. Masyarakat Kepek selama ini berupaya untuk melaksanakan program yang dicanangkan oleh KLH tersebut.

“Di Kepek ini terdapat dua kawasan yakni pengelolaan limbah pabrik dan pengelolaan sampah,” Kata Irawan.

Ia melanjutkan, masyarakat berupaya untuk mengantisipasi perubahan iklim salah satunya dengan mengurangi dampak emisi gas buang dengan pengelolaan limbah pabrik tahu menjadi energi biogas yang berada di Dusun Sumbermulyo, Kepek.

“Jadi kalau proklim ini mengantisipasi perubahan iklim, salah satunya yakni bagaimana masyarakat mengurangi emisi gas buang, selain itu melakukan pengelolaan sampah yang beracun ,” ujarnya.

Di Gunungkidul terdapat dua desa yang diajukan mengikuti lomba proKlim, Desa Kepek dan Nglanggeran. Sementara Desa Kepek akan maju dalam perlombaan tingkat Nasional, sedangkan Nglanggeran diajukan untuk penilaian di tingkat Provinsi DIY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya