SOLOPOS.COM - Ilustrasi buku (JIBI/dok)

Ada pandangan yang ditulis di dalamnya, bahwa buku bukanlah semata huruf yang dicetak di atas kertas.

Harianjogja.com, BANTUL-Bedah buku berjudul 50 Kisah Tentang Buku, Cinta dan Cerita di Antara Kita, mengajak para pembaca untuk menjadikan buku dan perpustakaan sebagai bagian dari gaya hidup.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Budi Wibowo pada Selasa (31/1/2017) menjelaskan, ada beberapa keistimewaan dari buku yang ditulis oleh Salman Faridi itu. Ada pandangan yang ditulis di dalamnya, bahwa buku bukanlah semata huruf yang dicetak di atas kertas. Cetak hanyalah cara, dan kertas adalah media. Maka yang ingin ditekankan di sana adalah buku adalah wadah untuk menempatkan gagasan berharga.

“Selama itu buku tidak akan mati, kiamat buku tak akan muncul. Bukan maksud membela generasi pembaca buku cetak, tapi ini yang terjadi,” ungkap dia, di Auditorium Lantai I Grhatama Pustaka, BPAD DIY.

Menurutnya, penulis juga telah memberikan inspirasi mengenai gaya hidup positif yang ditopang lewat budaya membaca dan keberadaan perpustakaan di berbagai negara. Perpustakaan, jangan lagi hanya berisi buku dan rak, melainkan juga menjadi tempat bagi banyak orang untuk beraktivitas di dalamnya. Itu juga yang kemudian dilakukan oleh Grhatama, yang mengubah suasana di dalam perpustakaan lebih sesuai dengan tren kekinian.

“Terlihat dari jumlah pengunjung, yang sebelumnya 250 orang sehari, kini bisa 1.000 kunjungan per hari,” tuturnya.

Sedangkan pembedah kedua Labibah Zein mengatakan, perpustakaan masa kini berfungsi memberikan referensi buku maupun sumber informasi bagi kebutuhan akademik, sekaligus menjadi tempat rekreasi. Apabila pada masa kini ada perpustakaan yang terlihat sepi, hal itu dikarenakan pengelola perpustakaan yang tidak tahu cara untuk mengelola perpustakaan sesuai dengan perkembangan zaman. Kendati demikian, bukan hanya perpustakaan yang berperan menumbuhkan minat baca, melainkan kualitas buku itu sendiri.

“Penulis ingin menyuarakan, kalau buku ingin dibaca banyak orang dan memberikan manfaat di tengah masyarakat, maka buatlah buku yang baik. Buku yang baik adalah buku yang isinya menggunakan bahasa baik dan mudah dipahami, berisi konten yang baik, isi maupun struktur jelas, dan bagaimana pemikiran satu dengan lainnya terlihat melekat,” tuturnya.

Penulis buku 50 Kisah Tentang Buku, Cinta dan Cerita di Antara Kita yakni Salman Faridi menyatakan, menulis sudah menjadi hobinya, dan apa yang ia tulis dalam buku tersebut, adalah respon dari beberapa hal yang ia temui dalam hidupnya. Termasuk bagaimana terjadi perpindahan minat membaca buku cetak, yang berubah ke platform digital, misalnya e-book.

“Banyak juga penulis yang tidak begitu dikenal tapi saat menulis di platform digital, mereka memiliki pembaca yang begitu banyak, sejumlah penerbit juga ada yang kemudian memilih menerbitkan kumpulan tulisan dari laman digital itu ke bentuk cetak,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya