SOLOPOS.COM - Ilustrasi program bela negara (JIBI/Bisnis/Antara)

Program bela negara juga dtanggapi oleh DHC 45 Solo.

Solopos.com, SOLO — Dewan Harian Cabang (DHC) 45 Solo mewanti-wanti program bela negara yang digulirkan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tak berbuah menjadi militerisme.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Organisasi eksponen veteran ini mendorong internalisasi nilai perjuangan dan wawasan kebangsaan lebih diutamakan dalam bela negara.

Hal itu disampaikan Ketua DHC 45 Solo, Soedjinto, saat ditemui wartawan di Gedung DHC, Kamis (15/10/2015). Menurut Soedjinto, dasar bela negara mestinya berpegang pada Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), UUD 1945 dan prinsip kebhinekaan.

Soedjinto khawatir program bela negara akan mengarah ke militerisme jika mengabaikan nilai-nilai kebangsaan tersebut. “Jangan sampai Indonesia kembali ke era Orde Baru,” ujar dia.

Soedjinto mengatakan bela negara dengan konsep militer belum diperlukan merujuk situasi terkini bangsa. Dia lebih menekankan peran Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) sebagai think tank dalam menyusun konsep bela negara.

Menurut Soedjinto, program bela negara akan menjadi kekuatan strategis jika mendayagunakan kekuatan dan keanekaragaman suku bangsa di Indonesia. Dia menilai sudah saatnya Indonesia disegani di mata asing.

“Jangan sampai ada pandangan Indonesia adalah negara yang rapuh. Untuk itu nilai-nilai kebangsaan jangan sampai tereduksi di kegiatan bela negara,” kata dia.

Soedjinto juga mendorong pelibatan aktif generasi muda dalam program bela negara. Dia menampik stereotip pemuda yang sering diidentikkan miskin nasionalisme.

Menurut Soedjinto pemuda memiliki caranya masing-masing untuk mengekspresikan cinta tanah air. “Dan ini harus dirangkul. Jangan malah ditinggalkan hanya karena cap-cap tertentu,” tuturnya.

Wakil Ketua DHC 45, Joko Ramelan, menilai rakyat Indonesia harus memiliki wawasan kebangsaan yang sama untuk menjaga kepentingan negara. Menurut Joko, bela negara menjadi tanggung jawab generasi penerus tanpa kecuali.

“Bela negara jangan dimaknai sempit seperti perang, tapi menyelesaikan masalah kehidupan di bidang ipoleksosbud hankam (ideologi politik ekonomi sosial budaya pertahanan dan keamanan),” kata dia.

Calon wali kota dari Koalisi Solo Bersama, Anung Indro Susanto, yang siang itu mengunjungi DHC 45, mendukung bela negara sebagai instrumen memperkuat mental bangsa. Dia menilai idealnya wawasan bela negara ditanamkan pada pemuda sebelum masuk tingkat SMA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya