SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Alat pengorengan antikolesterol yang diberi nama Profry diproduksi massal di Sragen, Jawa Tengah. Alat itu hasil temuan inovasi dua guru honorer SMAN 1 Plupuh, Sragen, Rina Widyawati, 39, dan Niken Tantiningtyas, 27, pada 2017.

Profry diproduksi massal dengan fasilitasi Inkubator Bisnis dan Teknologi Sragen Technopark di bawah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Technopark Ganesha Sukowati (TGS) Sragen.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dua pemuda,  Selasa (23/7/2019), tampak memasang tabung penggorengan berkapasitas 1 kg pada alat dengan nama hak paten Profry di salah satu tenant di Gedung Inkubator Bisnis dan Teknologi TGS Sragen.

Inovasi itu muncul pertama di Sragen pada ajang Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) Sragen pada 2017. Inovasi Rina dan Niken menjadi juara I tingkat kabupaten. Setelah maju di Krenova regional Soloraya, inovasi itu bertahan di juara I hingga akhirnya maju ke Krenova Jateng mendapat juara harapan I.

Ekspedisi Mudik 2024

Tapi justru inovasi asal Plupuh Sragen itu yang dipilih Provinsi Jateng maju ke Krenova Nasional dan akhirnya lolos jadi juara I nasional. Pada 2018 lalu, inovasi tersebut meraih penghargaan juara III kategori umum pada ajang ASEAN India Grassroots Innovation Competition 2018 di India.

Dua orang pemuda merakit alat penggorengan antikolesterol yang diproduksi massal di salah satu Tenant Ikubator Bisnis dan Teknologi Sragen Technopark, Selasa (23/7).

Foto: Dua pemuda merakit alat penggorengan antikolesterol di Tenant Inkubator Bisnis dan Teknologi Sragen Technopark, Selasa (23/7/2019). (Solopos-Tri Rahayu)

Pada tiga bulan pertama, dua orang yang juga karyawan dari PT Ampuh Perdana Sragen itu berhasil memproduksi 15 unit Profry dari total target 75 unit dari hasil bantuan Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekditi) 2019 senilai Rp430 juta.

Belasan unit Profry itu diproduksi build up di gedung hanggar TGS Sragen dan selesai pada Juni 2019 lalu.

“Kami memproduksi 15 unit itu untuk mengejar target awal dan Juni selesai. Tim assembly produk itu ya hanya kami berdua. Dari 15 unit itu setelah diuji coba dan dites kelayakannya ternyata hanya 13 unit yang siap pemasaran. Sementara dua unit lainnya ada kerusakan teknis,” ujar salah satu pemuda Tsaqif Nasib Fatoriq, 20, saat berbincang dengan di Tenant PT Ampuh Perdana Sragen TGS Sragen, Selasa lalu.

Tsaqif menjadi karyawan assembly bersama temannya Rudi Hartono. Tsaqif sebenarnya salah satu siswa SMAN 1 Plupuh, Sragen, yang sempat ikut Lomba Kreativita dan Inovasi Masyarakat (Krenova) pada 2016-2017 atas bimbingan Rina Widyawati hingga dapat meraih juara III tingkat Kabupaten Sragen.

Inovasi yang dibuatnya berjudul Penghematan Bahan Bakar Premium Berbahan Dasar Sorgum. Kini, Tsaqif bergabung dengan perusahaan manufaktur yang dipimpin gurunya sendiri, yakni Rina Widyawati.

“Dari produksi awal itu, alat kami sudah laku tiga unit, yakni di Kabupaten Batang dan Sumberlawang. Sekarang sudah ada pesanan untuk kapasitas tabung sampai 5 kg,” katanya.

Tombol Elektrik

Alat yang diproduksi massal ini berbeda dengan alat saat kali pertama ditemukan Rina dan Niken. Kalau dulu penggerak tabungnya masih manual dengan dikayuh dengan tangan tetapi sekarang tabung sudah berputar otomatis.

Alat itu sudah ada tombol elektrik untuk menghidupkan dan mematikan mesin, tombol untuk pemancaran minyak dari tabung kecil di samping mesin, dan stik kecil untuk mengatur putaran tabung supaya lambat dan cepat. Komponen alat itu terdiri atas power, pompa, rotary, tabung, termometer, dan selang minyak. Alat itu dijual dengan harga Rp3 juta per unit.

“Alat itu sudah dihakpatenkan dengan nama Profry. PT Ampuh Perdana Sragen itu mendapat bantuan PPBT jalan pada Mei 2019 lalu. Pada delapan bulan ke depan targetnya bisa memproduksi 75 unit. Kendala paling berat ada di pemasaran produk. Kami mencoba menggandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk mencari link pemasaran lewat industri kecil menengah,” ujar Manajer Inkubator Bisnis dan Teknologi Sragen Technopark, Edi Giyono, saat berbincang dengan , Selasa siang.

Potensi IKM di Sragen cukup banyak. Kabid Perindustrian Disperindag Sragen Agus Tri Laksomo mencatat ada 19.000 IKM dengan penyerapan tenaga kerja sampai 40.000 orang di Sragen.

Bila data tersebut digabungkan dengan data di Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Diskop UKM), Agus menyebut jumlah UKM mencapai 70.000 usaha dengan penyerapan tenaga kerja sampai 140.000 orang. Peluang itulah yang akan dibidik Edi bersama tim marketing untuk produk Profry.

Tim marketing PT Ampuh Perdana Sragen itu tidak lain istri Rina sendiri, yakni Anton Budi Wicaksono yang tinggal di Bodongan RT 011, Desa/Kecamatan Plupuh, Sragen. Anton mengaku penjualan produk Profry itu seperti orang babat alas.

Anton sudah memetakan pasar sesuai potensi kebutuhan alat itu, yakni untuk sangrai kopi, sangrai teh, dan sangrai kacang.

“Terus terang kami terkendala pada ongkos kirimnya. Kemarin untuk kirim ke Batang juga terhitung berat. Apalagi kalau ada pesanan di luar Jawa. Ya, itu menjadi tantangan bagi kami. Selama berjalan beberapa bulan, kami sudah mendapat pemasukan dengan terjualnya tiga unit alat dengan total senilai Rp8,1 juta. Lumayan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya