SOLOPOS.COM - Mantan Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) (kiri) berbincang dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat prosesi Pengukuhan Guru Besar di Aula Merah Putih, Universitas Pertahanan, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/1/2022). (Antara/Yulius Satria Wijaya)

Solopos.com, JAKARTA – Mantan Menteri Kesehatan atau Menkes Terawan Agus Putranto dipecat secara permanen dari organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Menurut epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), dokter Pandu Riono, Terawan dipecat karena melakukan pelanggaran etika berat.

Pandu mengungkapkan pemecatan Terawan lewat cuitannya di Twitter. “Terawan diberhentikan secara permanen dari keanggotaan IDI, salah satu keputusan Muktamar XXXI di Kota Banda Aceh. @PBIDI,” tulis Pandu sembari mengunggah video singkat yang membacakan pemecatan Terawan, Jumat (25/3/2022).

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Pandu Riono menjelaskan keputusan itu diambil Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) sebelum dibawa ke sidang Muktamar IDI.

“Itu rekomendasi dari MKEK Pusat pada Ketua Umum PBIDI dan akan diputuskan pada sidang khusus Muktamar IDI XXXI,” katanya. Dia mengungkapkan muktamar IDI dilaksanakan pada 22-25 Maret 2022.

Baca juga: Eks Menkes Terawan Dipecat Permanen dari IDI, Ini Sebabnya

Mengutip bisnis.com, Sabtu (26/3/2022), Terawan adalah inisiator Vaksin Nusantara untuk melawan pandemi Covid-19. Vaksin ini berbeda dengan vaksin Covid-19 umumnya, karena berbasis sel dendriti. Sel yang berasal dari individu yang akan divaksinasi setelah melalui proses selama sekitar 7 hari.

Vaksin Nusantara telah melalui uji klinis fase 2 dan akan memasuki uji klinis fase 3, menurut studi yang dipublikasikan di clinicaltrials.gov, dilansir Bisnis pada 24 Agustus 2021.

Pejabat Disuntik Vaksin Nusantara

Namun, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengungkapkan temuan dari inspeksi uji klinik fase I vaksin Nusantara. Dia mengatakan, dalam aspek Good Manufacturing Practice (GMP), vaksin yang diprakarsai Terawan Agus Putranto tidak dibuat dalam kondisi steril. “Produk vaksin dendritik tidak dibuat dalam kondisi yang steril,” kata Penny dalam keterangan tertulis, Rabu (14/4/2021).

Meski belum selesai proses uji klinis pada tahap III, pada medio April 2021, sejumlah pejabat telah menerima suntikan booster dari vaksin tersebut. Vaksin karya dokter berpangkat Letjen (Purn) itu bahkan sudah digunakan oleh tokoh dan pejabat Indonesia. Mulai dari Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, yang kala itu menjabat Panglima TNI, eks Menteri BUMN Dahlan Iskan, Kepala Staf Kepresiden Moeldoko, hingga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Baca juga: Mantan Menkes Terawan Terima Gelar Profesor Kehormatan Unhan

Selain itu, sejumlah anggota DPR juga telah disuntik vaksin Nusantara. Meski “ditolak” BPOM, Terawan mendapat dukungan dari DPR. Bahkan dia diundang untuk menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR RI di ruang rapat Komisi VIII DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/6/2021).

Dalam kesempatan itu, Terawan juga menjawab tudingan kalau Vaksin Nusantara adalah buatan Amerika Serikat (AS). “Dikatakan bahwa ini bikinan Amerika dan sebagainya ya selama ini diam saja, untuk apa dijawab. Kan mereka berpendapat,” kata Terawan.

Mengutip wikipedia.org, Terawan yang lahir 5 Agustus 1964 menjabat Menkes pada Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin sejak 23 Oktober 2019 hingga 23 Desember 2020. Sebelumnya ia seorang dokter militer yang juga menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto dan Ketua Tim Dokter Kepresidenan.

Baca juga: Dinilai Sukses Tangani Covid-19, Menkes Terawan Diajak Diskusi Bareng WHO

Dokter Terawan adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan kemudian masuk TNI AD dan mengemban tugas sebagai pelaksana medis/kesehatan militer. Ia juga pernah menjabat sebagai Tim Dokter Kepresidenan pada tahun 2009 dan pernah menjabat sebagai Kepala RSPAD tahun 2015.

Ia pernah merumuskan Terawan Theory, yakni sebuah teori yang terkait dengan metode cuci otak pada penderita stroke yang kontroversial. Pada tahun 2022, Terawan diangkat sebagai profesor kehormatan ilmu pertahanan bidang kedokteran militer dari Fakultas Kedokteran Militer Universitas Pertahanan Republik Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya