SOLOPOS.COM - Sujiwo Tejo.(Instagram/@president_jancukers)

Solopos.com, SOLO — Seniman dan budayawan, Sujiwo Tejo, menjadi perbincangan publik lantaran mengkritik soal pemasangan baliho ketua DPR RI, Puan Maharani, di tengah pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM Level. Lantas seperti apa profil budayawan Sujiwo Tejo?

Kritik Sujiwo Tejo itu diutarakan lewat akun Twitter pribadinya. Dia mendukung pencopotan baliho Puan yang tersebar di berbagai kota. Pria kelahiran Jombang itu berpendapat sebaiknya baliho Puan dicopot dan diberikan pedagang kaki lima (PKL).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Profil Sujiwo Tejo

Sujiwo Tejo memiliki nama asli Agus Hadi Sujdiwo. Dia lahir pada 31 Agustus 1952 di Jombang, Jawa Timur. Dia menikah dengan Rosa Nurbaiti pada 1989. Mereka berdua dikaruniai tiga anak yang bernama Rembulan Randu Dahlia, Kennya Rizki Rinonce, dan Jagad. Selain terkenal menjadi budayawan, Sujiwo Tejo juga dikenal menjadi seorang penulis buku, penyanyi, dalang wayang, pelukis, hingga aktor film.

Baca Juga: Wiiii… Mantan Atlet Badminton China Huang Hua Rival Susi Susanti Ternyata Tinggal di Klaten Hlo! Ini Profilnya

Dikutip dari Detik, Minggu (10/8/2021), Sujiwo Tejo pernah berkuliah di jurusan Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1981. Namun dia tidak menyelesaikan pendidikan kuliahnya dan memilih melanjutkan karier di dunia seni yang ia tekuni. Di ITB, Sujiwo Tejo aktif mengikuti berbagai kegiatan kesenian. Selain menjadi penyiar radio kampus, dia juga bermain teater dan mendirkan Ludruk ITB bersama rekannya sesama budayawan, Nirwan Dewanto.

Suami Rosa Nurbaiti itu bahkan pernah didapuk menjadi Kepala Bidang Pedalangan pada Persatuan Seni dan Karawitan Jawa di ITB pada 1981 hingga 1983. Sujiwo Tejo juga berkontribusi dengan menciptakan hymne jurusan Teknik Sipil ITB pada Masa Orientasi Studi (MOS) 1983.

Baca Juga: Profil Bambang Pamungkas, Pesepak Bola Kelahiran Semarang Yang Coret Anaknya dari KK

Mempunyai kemampuannya menulis yang baik, membuat Sujiwo Tejo mendapatkan kesempatan terjun di dunia jurnalistik dengan menjadi wartawan di Harian Kompas selama delapan tahun. Namun, kecintaannya terhadap dunia seni membuat Sujiwo Tejo memilih meninggalkan dunia jurnalistik.

Dikutip dari Wikipedia, Sujiwo Tejo pun pernah terjun ke dunia perfilman Indonesia. Dia pernah menjadi pemain film Janji Joni dan Detik Terakhir. Dia juga pernah menjadi sutradara film berjudul Bahwa Cinta Itu Ada.

Sujiwo Tejo juga merupakan seorang pendalang wayang kulit. Dia belajar dunia pewayangan sejak anak-anak. Sujiwo Tejo menciptakan tokoh-tokoh wayang kulit dengan judul Semar Mesem pada 1994. Sujiwo Tejo menjadi inisiator berdirinya jaringan dalang 1999. Dia bahkan pernah bermain wayang di Yunani pada 2004.

Baca Juga: Profil Dodit Mulyanto, Komika Sukses Lulusan UNS Solo

Penulis Buku

Aktivitas yang banyak tidak menyurutkan semangat Sujiwo Tejo untuk menulis buku. Beberapa tulisan Sujiwo Tejo sudah banyak diterbitkan dan sering dibedah di kampus-kampus kenamaan. Karya tulisan Sujiwo Tejo di antaranya Kelakar Madura buat Gus Dur, Dalang Edan, Sabdo Cinta Angon Kasih, Talijiwo, Senandung Talijiwo, Tembang Talijiwo, Tuhan Maha Asyik 2, dan masih banyak lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya