SOLOPOS.COM - Aparat kepolisian mengepung Ponpes Shiddiqiyah Jombang untuk menangkap anak sang kiai yang menjadi DPO kasus pencabulan, Kamis (7/7/2022). (Youtube/TVOnenews)

Solopos.com, JOMBANG — Pondok Pesantren Shiddiqiyyah yang ada di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kini menjadi perbincangan sekaligus sorotan. Hal ini setelah kasus pencabulan yang dilakukan anak pendiri Pesantren Shiddiqiyyah, Mas Bechi, terkuak.

Setelah kasus pencabulan terhadap para santriwati di pondok itu terungkap, Kementerian Agama pun langsung mencabut izin Ponpes Shiddiqiyyah Jombang tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ponpes Shiddiqiyyah didirikan Muhammad Muchtar Mu’ti atau ayah dari Moch Subchi Al Tsani atau Mas Bechi, tersangka kasus pencabulan yang kini telah ditangani Polda Jawa Timur. Dikutip dari artikel penelitian dari Muhammad Khoirun Nasirin berjudul Dakwah Ekonomi Umat Pada Pesantren Shiddiqiyyah, Pesantren Shiddiqiyyah ini berdiri pada 27 Februari 1974. Pesantren ini beralamat di Jalan Raya Ploso Babat, Desa Losari, Kecamatan Ploso, Jombang.

Nama sebenarnya dari Pesantren Shiddiqiyyah adalah Pesantren Majma Al-Bahrain Hubbul Wathon Minal Iman. Sedangkan Shiddiqiyyah merupakan nama ajaran tarekat yang diajarkan di pondok pesantren tersebut. Namun, masyarakat memang lebih mengenal dengan sebutan Pesantren Shiddiqiyyah. Selain itu, tempat tersebut juga menjadi pusat ajaran tarekat itu.

Baca Juga: Mengenal Tarekat Shiddiqiyyah Jombang; Sejarah, Doktrin, & Tujuannya

Di pondok pesantren tersebut menekankan dua aspek yang tidak bisa dipisahkan, yaitu keimanan agama dan pendidikan kebangsaan.

Santri yang menimba ilmu di Pesantren Shiddiqiyyah tidak hanya menempuh pendidikan formal di madrasah yang dikelola Lembaga Tarbiyah Hifdzul Gulam wa Banaat (THGB), namun para santri juga tercatat sebagai murid tarekat Shiddiqiyyah.

Dilihat dari sejarahnya, sebelum Pesantren Shiddiqiyyah ini berdiri, di lokasi tersebut telah dirintis pesantren oleh kakek Kiai Muhammad Muchtar Mu’ti dari jalur ayah yaitu Kiai Ahmad Syuhada. Waktu itu, pesantren tersebut dinamakan Pesantren Kedung Turi.

Baca Juga: Brakkkk! Tempat Judi Sabung Ayam di Ngebrak Madiun Dibongkar

Setelah Kiai Muchtar belajar dari gurunya Syekh Syu’eb Jamali al Bantani pada 1958, ia kemudian mendapatkan amanat untuk mengajarkan ilmu tersebut kepada masyarakat luas.

Pertama kali, Kiai Muchtar mengajar di Masjid Baitush Shiddiqiin yang ada di bagian depan lingkungan pesantren. Karena semakin banyak orang yang ingin menimba ilmu di tempat tersebut, sampai ada yang menginap di masjid maupun mengontrak rumah di sekitar masjid. Hingga akhirnya pada 1968, Kiai Muchtar membangun tempat menginap untuk santri putra dengan luasan 5X3 meter dengan bahan bambu.

Karena pesatnya kemajuan pesantren ini, Kiai Muchtar pun membangun tempat khusus untuk mengajarkan amalan khusus tarekat Shiddiqiyyah pada 1972 atau yang disebut Jaamiatul Mudzakkirin.

Baca Juga: Unik! Punya 48 Cucu & Cicit, Nenek di Ponorogo Gelar Tradisi Angon Putu

Dalam penelitian itu juga disebutkan, setahun berikutnya pondok untuk para santri dari bahan bambu, genting tanah liat, dan alas lantai memakai kayu jambe berupa rumah panggung setinggi 60 cm dan panjang lebih 32 meter dan lebar 6 meter dibagi menjadi delapan kamar dibangun.

Selain itu juga dibangun satu kamar secara terpisah. Masing-masing kamar diberi nama menggunakan nama Wali Songo. Sejak itu, lingkungan Pondok Pesantren Shiddiqiyyah mengalami perkembangan cukup signifikan. Pembangunan gedung untuk mengakomodir santri dari luar daerah pun gencar dilakukan.

Hingga akhirnya Pondok Pesantren Shiddiqiyyah ini semakin berkembang dan banyak bangunan di kawasan tersebut. Bahkan luasan pesantren tersebut mencapai 5 hektare. Luasan lahan pondok ini membuat tim dari Polda Jatim kesulitan saat mencari Mas Bechi, tersangka kasus pencabulan, pada Kamis lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya