SOLOPOS.COM - Lo Kheng Hong (Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Para pebisnis saham mungkin tak asing dengan Lo Kheng Hong. Pria yang dikenal dengan sebutan Waren Buffet asal Indonesia ini merupakan Investor kawakan yang mempunyai banyak keahlian di bidang investasi saham.

Pak Lo, sapaan akrab Lo Kheng Hong, terkenal lantaran andal melihat peluang yang ada di pasar saham indonesia. Namun, siapa sangka investor sukses sekelas Lo Kheng Hong ternyata pernah mengalami titik terendah atau masa-masa tersulit dalam hidupnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu diungkapkan Lo Kheng Hong dalam ketika diwawancarai oleh dosen Universitas Prasetia Mulya sekaligus Founder Hungry Stocks Academy Lukas Setia Atmaja.

Baca Juga: Sukses Budidaya Cacing, Diwa Foundation Dapat Bantuan dari Pegadaian

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam video singkat berdurasi 4 menit 25 detik tersebut, Lukas Setia Atmaja menanyakan apakah Lo Kheng Hong pernah berada di titik terendah ketika menjadi investor saham?

“Tentu ada, yang paling buruk itu ketika saya membeli saham BUMI dalam jumlah besar. Saya membeli saham BUMI dalam jumlah besar, dan nilai sahamnya turun ke Rp50 rupiah,” ujar Lo Kheng Hong seperti diunggah akun Instagram Lukas Setia Atmaja (@Lukas_setiaatmaja) beberapa waktu lalu.

Lo Kheng Hong melanjutnya dirinya beruntung karena memiliki kekuatan untuk tidak menjual saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI).

Baca Juga: Indonesia Jadi yang Pertama di Asia Tenggara yang Punya Pabrik Baterai Mobil Listrik

Bahkan, dia mengaku malah membeli lebih banyak saham milik grup Bakrie tersebut. Dalam sesi wawancara tersebut, LKH juga memaparkan ketika dalam masa sulitnya tak pernah merasa bahwa dirinya akan miskin.

Lo Kheng Hong tak menampik dia kehilangan uang sangat banyak kala itu. Namun, dia mengaku beruntung bisa berpikir positif meski berada di titik terendah dalam hidupnya.

“Saya tidak fokus kepada berapa banyak harta saya yang hilang, tetapi saya fokus pada berapa banyak harta saya yang masih ada sisa. Meskipun BUMI Rp50, harta saya masih banyak. Masih lebih kaya dari kebanyakan orang sehingga saya gak stres,” ungkapnya seperti dilansir Bisnis.

Baca Juga: Jadi Tuan Rumah, Pemerintah Siap Ambil Manfaat KTT G20 Pada 2022

Tidak Bermalas-Malasan

Ketika berada di titik terendah, Lo Kheng Hong justru mendapatkan ilmu yang terhebat. Waktu berada di titik terendah, lanjutnya, ilmu sahamnya justru bertambah, bertambah hebat. “Saya menjadi membeli saham secara berhati-hati dan berfikir lebih lama,” ujar Lo Kheng Hong dalam sesi tersebut.

Lo Kheng Hong yang lahir 20 Februari 1959 adalah seorang investor value Indonesia jenis individu. Lo Keng Hong terlahir sebagai anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga yang sederhana. Ayahnya berasal dari Pontianak yang merantau ke Jakarta. Lo Kheng Hong semasa kecil merasakan kehidupan yang susah. Rumahnya di Jakarta sempit, hanya berukuran 4 x 10 meter. Pada 1989, Lo Kheng Hong memulai sepak terjangnya di dunia saham. Saat itu, ia berusia 30 tahun.

Inilah perbedaannya dengan Warren Buffet. Warren Buffet memulai terjun di dunia saham pada saat ia berusia 11 tahun. Setelah setahun memenggeluti dunia saham, ia kemudian pindah bekerja di Bank Ekonomi. Di sana, ia bekerja di bagian pemasaran. Setahun berselang, ia mendapat promosi mejadi kepala cabang di tempat ia bekerja.

Baca Juga: Awas Jangan Sampai Tertipu, Kenali Jenis-Jenis Arisan

Lo Kheng Hong merupakan orang yang pekerja keras. Terbukti dengan riwayatnya dalam bekerja. Dalam setahun saja, ia sudah bisa menjadi seorang kepala cabang di Bank Ekonomi. Namun setelah ia bekerja selama 17 tahun, ia memilih untuk berhenti bekerja di bank dan fokus untuk menjadi seorang investor saham.

Terhitung hingga tahun 2012, Lo Kheng Hong sudah mengelola sekitar 30 jenis saham. Ia mengalokasikan hampir seluruh asetnya untuk investasi. Pada tahun tersebut ia memiliki aset berupa saham bernilai Rp2,5 triliun.

Dalam bayangan kebanyakan orang, pasti bekerja di bidang investasi saham identik dengan bermalas-malasan di rumah dan tinggal menunggu hasil investasi. Namun tidak bagi Lo Kheng Hong.

Seperti dikutip dari simulasikredit.com, dia memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan hal yang bermanfaat yaitu membaca, berpikir, dan berinvestasi. Tiga kegiatan tersebut biasa disebut dengan RTI (reading, thinking, investing). Lo Kheng Hong juga rutin melakukan perjalanan ke luar negeri. Dalam setahun, setidaknya Lo Kheng Hong melakukan perjalanan ke luar negeri sebanyak 2 kali. Dia pun kini telah menikmati kebebasan finansial yang diidamkan banyak orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya