SOLOPOS.COM - Aktivitas pengisian BBM ke truk tangki distribusi di Depo Pertamina Plumpang, Senin (4/5/2020). (Bisnis.com/Dedi Gunawan).

Solopos.com, JAKARTA–Profil Depo Pertamina Plumpang yang terbakar pada Jumat (3/3/2023) pukul 20.10 WIB.  Kerugian akibat kebakaran aset Pertamina di Jakarta Utara itu hingga saat ini belum bisa dihitung.

Depo Pertamina Plumpang sempat dinobatkan menjadi tangki penyimpanan BBM terefisien di dunia setelah Aramco Terminal. Depo Plumpang ini bisa melayani sekitar 700 SPBU.

Promosi Peduli Sesama, BRI Peduli Bantu Korban Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Profil Depo Plumpang Pertamina, depo itu beroperasi mulai pada 1974 dengan kapasitas tangki timbun sebesar 291.889 kiloliter KL.

Dalam catatan Bisnis.com, kilang ini memiliki sedikitnya 23 tangki timbun yang menyalurkan Premium, solar, Pertamax, dan Pertamax+.

Depo Plumpang yang berdiri di lahan seluas 48,35 hektare (ha) pernah mengalami kebakaran besar pada 2009. Saat itu, kobaran api sempat sulit dipadamkan sehingga terjadi sepanjang malam.

Dalam catatan Bisnis.com tentang profil Depo Pertamina Plumpang, kapasitas tangki serta jenis BBM Plumpang terdiri atas delapan tangki untuk BBM jenis Premium dengan kapasitas total 106.781 KL,  lima tangki untuk Solar dengan kapasitas total 58.969 KL.

Selain itu lima tangki untuk Pertamax dengan kapasitas 53.935 KL, dua tangki untuk Pertamax+ dengan kapasitas 11.048 KL, satu tangki untuk Pertamina Dex dengan kapasitas 9.461 KL, dua tangki untuk fame dengan kapasitas 21.558 KL.

 

Asal usul nama Plumpang

Profil Depo Pertamina Plumpang, dalam buku berjudul 212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe karya Zaenuddin HM, menyebutkan Plumpang adalah nama desa di Tuban, Jawa Timur.

Desa itu punya kisah terkait dengan beberapa tokoh pewayangan. Nama Plumpang juga ada di Jakarta Utara. Buku tersebut menyebutkan bahwa sebagian orang yang tinggal di Plumpang Jakarta Utara adalah orang-orang yang merantau dari Plumpang, Tuban.

Versi yang beda lagi menyebutkan tempat yang dinamai Plumpang itu pada masa kolonial Belanda adalah daerah pertanian.

Sebab, penduduk setempat menanam padi dan memanennya sendiri. Pada masa penjajahan, masyarakat belum memiliki alat pertanian yang canggih untuk memisahkan gabah dari jerami.

Sehingga, mereka membuat alu atau palu yang bentuknya panjang besar terbuat dari kayu dan lumpang yang bentuknya bulat agak kotak, berlubang, dan terbuat dari kayu.

Konon, nama Plumpang berasal dari gabungan kata alu dan lumpang yang kemudian menjadi disebut Plumpang sampai sekarang.

Begitulah profil Depo Pertamina Plumbang.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Depo Plumpang Pertamina Kebakaran, Ini Sejarah Kawasan Plumpang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya