SOLOPOS.COM - Taman Rekreasi Selecta di Kota Batu, Jawa Timur. (ANTARA/HO-selectawisata.id)

Solopos.com, MADIUN — Salah satu daerah di Jawa Timur yang terkenal dengan potensi wisatanya adalah Kota Batu. Bagaimana tidak dikatakan kota wisata, di Batu ada puluhan objek wisata yang banyak digandrungi masyarakat dan menjadi jujukan wisatawan luar daerah.

Selain disebut-sebut sebagai kota wisata, ternyata Kota Batu merupakan daerah termuda di Jawa Timur. Hari Jadi Kota Batu baru ditetapkan pada tanggal 17 Oktober 2001, sehingga saat ini Kota Batu baru menginjak usia 20 tahun. Sangat muda bukan?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelum berdiri sebagai daerah sendiri, sebelumnya Kota Batu merupakan bagian dari Kabupaten Malang. Kemudian ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993. Hingga akhirnya pada 17 Oktober 2001 baru ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang.

Baca Juga: Ini 5 Kabupaten & Kota Termuda di Jawa Timur, Nomor 1 Baru 20 Tahun

Lantas, bagaimana sejarah daerah tersebut hingga dinamakan Batu. Dilansir dari batukota.go.id, sejak abad ke-10 wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan. Hal ini karena wilayah tersebut berada di daerah pegunungan yang memiliki udara sejuk. Bukan hanya itu, wilayah itu juga didukung dengan keindahan alam sebagai ciri khas daerah pegunungan.

Pada waktu pemerintahan Raja Sindok, seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu Supo diperintah Raja Sendok untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air. Dengan upaya keras, Mpu Supo akhirnya menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal sebagai kawasan Wisata Songgoriti.

Mpu Supo yang konon juga memiliki kesaktian mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan serta dibangunnya sebuah candi yang diberi nama Candi Supo. Tentunya atas persetujuan Raja Sendok.

Baca Juga: Lima Kabupaten Terluas di Jawa Timur, Ini Daftarnya…

Sebagaiama keinginan Raja, di tempat peristirahatan tersebut terdapat sumber mata air yang mengalir dingin dan sejuk seperti semua mata air di wilayah pegunungan.

Mata air dingin tersebut sering digunakan mencuci keris-keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari Kerajaan Sendok. Untuk itu, sumber mata air yang sering digunkaan untuk mencuci benda-benda kerajaan yang bertuah dan mempunyai kekuatan supranatural yang maha dahsyat. Pada akhirnya sumber mata air yang semula terasa dingin dan sejuk berubah menjadi sumber air panas.

Sumber air panas itu sampai saat ini menjadi sumber abadi di kawasan wisata Songgoriti.

Wilayah Kota Batu terletak di dataran tinggi di lereng pegunungan yang memiliki ketinggian 700 sampai 1.700 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang ada maupun yang dilacak keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui kepastian mengenai kapan nama Batu mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan itu.

Baca Juga: Peta 10 Area Budaya Jawa Timur Masih Jadi Acuan Banyak Kalangan

Ada cerita dari beberapa pemuka masyarakat setempat yang menyebut bahwa sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kiai Gubug Angin. Selanjutnya masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu.

Dari kebiasaan kultur Jawa yang sering memperpendek dan mempersingkat mengenai sebutan nama sesuatu yang dirasa terlalu panjang, selain itu juga agar lebih enak dalam penyebutannya. Lambat laun sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu kemudian menjadi Mbatu atau Batu. Kata ini digunakan untuk sebutan sebuah kota dingin di Jawa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya