SOLOPOS.COM - Pantai Indrayanti (jogjatoursm)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, diminta untuk mewaspadai potensi bahaya saat bermain di kawasan pantai. Salah satu ancaman yang perlu diwaspadai wisatawan adalah ancaman rip current atau arus balik air laut yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Arus balik air laut ini sangat berbahaya dan perlu diperhatikan wisatawan. Seperti peristiwa tragis yang menimpa Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Samekto Wibowo, saat berwisata di Pantai Indrayanti, pada Sabtu (24/9/2022). Dalam peristiwa itu, Profesor Samekto terseret gelombang langsung masuk rip current dan akhirnya meninggal dunia.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah 2 DIY, Surisdiyanto, mengatakan keberadaan rip current hampir ada di semua pantai, khususnya di wilayah 2, mulai Poktunggal hingga Gesing. Arus balik ini terkonsentrasi pada sebuah jalur sempit yang memecah zona empasan gelombang hingga melewati batas zona gelombang pecah.

“Berhubung pantai di Gunungkidul didominasi batu karang, maka lokasi tetap. Meski demikian, tetap menyimpan bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan laut karena terseret arus,” kata Suris kepada wartawan, Senin (26/9/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Meninggal Terseret Ombak di Pantai Indrayanti,Ini Sosok Profesor Samekto Wibowo

Suris mencontohkan peristiwa kecelakaan laut yang membuat Profesor Samekto meninggal di Pantai Indrayanti akhir pekan lalu.

“Jadi arus ini sangat berbahaya sehingga harus diwaspadai. Sudah banyak peristiwa karena kecelakaan karena fenomena tersebut,” jelas dia.

Suris berharap pengunjung mematuhi imbauan petugas SAR baik secara langsung melalui pengeras suara, maupun petugas yang berkeliling.

“Selain itu ada juga rambu yang sudah dipasang, itu sebagai pengingat kepada pengunjung harus tetap dipatuhi,” katanya.

Baca Juga: Pantai Indrayanti Gunungkidul: Sejarah, Keindahan & Potensi Gelombang Tingginya

Menurut dia, potensi bahaya tidak hanya arus balik air laut, tetapi ancaman gelombang tinggi harus tetap diwaspadai. Imbauan yang dibuat tidak asal karena mengacu pada prakiraan dari BMKG.

“Jadi, mari bersama-sama menjaga agar semua selamat,” katanya.

Senada, Koordinator SAR Satlinmas Wilayah 2 DIY, Marjono juga meminta wisatawan tidak mengabaikan peringatan dari petugas SAR karena untuk keselamatan.

“Boleh bermain air tetapi tetap waspada,” kata dia.

Baca Juga: Asyik, Pemkab Gunungkidul Rencanakan Buka Rute Baru Angkutan Umum ke Jawa Timur

Marjono menambahkan sudah sering kali mengingatkan, tetapi banyak pengunjung yang tak menghiraukannya.

“Saat diingatkan malah ada yang jawab, kami ke pantai mau bermain air mosok tidak boleh,” katanya.

Meski demikian, Marjono memastikan tetap berupaya mengingatkan agar pengunjung tidak bermain di area yang berbahaya. “Akan terus kami ingatkan, meski kadang tidak dihiraukan,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Belajar dari Insiden Meninggalnya Guru Besar UGM, Tim SAR: Waspadai Arus Balik Air Laut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya