SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB secara daring. (Youtube/Sekretariat Presiden)

Solopos.com, JAKARTA — Profesor yang juga peneliti institut di National University of Singapore, Kishore Mahbubani, menyanjung Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai sosok pemimpin yang jenius. Dia bahkan menyebut Jokowi sebagai pemimpin paling efektif di dunia dan seharusnya membuat negara-negara demokrasi lain iri.

Sorotan terhadap kejeniusan Jokowi ini ia sampaikan dalam tulisan berjudul ‘The Genius of Jokowi’. Tulisan ini tayang pada 6 Oktober 2021 di Project Syndicate, sebuah media nirlaba yang fokus pada isu-isu internasional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kishore Mahbubani menyebut Jokowi telah menjadi pemimpin yang layak mendapat pengakuan atas keberhasilannya dalam memimpin. Keberhasilan itu semakin luar biasa karena Jokowi dinilai telah berhasil memimpin salah satu negara paling besar di dunia.

Seperti diketahui, Indonesia memiliki bentang wilayah membentang 5.125 kilometer dari timur ke barat, lebih luas dari benua Amerika Serikat, dan terdiri atas 17.508 pulau. Selain itu, hanya sedikit negara besar yang dapat menandingi keragaman etnisnya. Ketika ekonomi Indonesia menyusut 13,1% pada tahun 1998 sebagai akibat dari krisis keuangan Asia, banyak pakar meramalkan bahwa negara Indonesia akan runtuh, seperti Yugoslavia. Namun ramalan itu salah. Indonesia terus melakukan perbaikan hingga kini dipimpin Jokowi.

Baca Juga: Sambut World Superbike, Mataram Mandalika Fair Siap Digelar

Berhasil Mengatasi Perpecahan

Jokowi, menurut Mahbubani, membuat model pemerintahan yang bisa dipelajari oleh dunia. “Bahkan pada saat beberapa negara demokrasi kaya memilih penipu sebagai pemimpin politik mereka, keberhasilan Presiden Indonesia Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih luas. ‘Jokowi’ memberikan model pemerintahan yang baik yang dapat dipelajari oleh seluruh dunia,” ujar Kishore Mahbubani dalam tulisannya.

Lebih lanjut, dia menyebut Jokowi bisa memupus kesenjangan politik di Indonesia. Dia membandingkan keberhasilan Jokowi ini dengan Joe Biden dalam Pilpres AS 2020 yang belum bisa mengatasi perpecahan.

“Sebagai permulaan, Jokowi telah menjembatani kesenjangan politik Indonesia. Hampir satu tahun setelah Joe Biden memenangi pemilihan Oresiden AS 2020, 78 persen dari Partai Republik masih tidak percaya dia terpilih secara sah. Biden menjabat sebagai senator AS selama 36 tahun, tetapi dia tidak dapat menyembuhkan perpecahan partisan Amerika. Sebaliknya, capres dan cawapres yang dikalahkan Jokowi dalam pemilihannya kembali 2019—Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno— kini menjabat di kabinetnya [masing-masing sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Pariwisata],” tulisnya.

Baca Juga: Ini Jumlah Tentara Yang Jaga WorldSBK di Sirkuit Mandalika

Selain itu, dia juga menyoroti cara Jokowi membalikkan momentum pertumbuhan partai-partai paling ‘islamis’ di Indonesia, sebagian dengan menjadi inklusif. Dia membandingkannya dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang memperdalam perpecahan di Brasil.

“Jokowi telah menyatukan kembali negaranya secara politik. Seperti yang dia katakan kepada saya dalam sebuah wawancara baru-baru ini, ‘Pilar ketiga ideologi Indonesia, Pancasila, menekankan persatuan dalam keragaman’. Untuk itu, pembangunan koalisinya yang terampil menyebabkan disahkannya omnibus law tahun lalu, yang bertujuan meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya.

Kishore Mahbubani menyebut Jokowi telah menetapkan standar baru dalam pemerintahan Indonesia. Hal inilah yang, menurutnya, seharusnya membuat negara demokrasi lain iri.

“Dia telah menetapkan standar pemerintahan baru yang seharusnya membuat iri negara-negara demokrasi besar lainnya,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya