SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

SLEMAN—Kendati telah lama mengabdi pada masyarakat, masih banyak yang menganggap perawat sebelah mata. Adapun perawat merupakan profesi yang sama dengan jenis pekerjaan lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Alumni Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) FK UGM, Indar Pratiwi menjelaskan lulus sebagai perawat bukan berarti perjuangan selesai. “Gaung perawat saat ini belum dikenal masyarakat. Orang-orang hanya tahu, kami asisten dokter. Karena itu kami ingin buktikan, kalau perawat juga profesi. Apalagi kami punya organisasi sendiri,” jelasnya saat ditemui di UGM, Kamis (31/1/2013).

Menurut dia hal ini tidak lepas dari belum diresmikannya RUU Keperawatan. Sementara, RUU ini sangat diperlukan untuk menjaga perawat mematuhi kode etik maupuan sampai dimana kewenangan seorang perawat.

Atas alasan ini, ia berencana mengikuti ujian kompetensi untuk mengasah pengetahuan dan keahlian. Selesai mendapatkan sertifikat kompetensi, mahasiswa PSIK angkatan 2007 ini memilih kerja di sebuah rumah sakit di Jawa Barat.

“Saya ingin mendapatkan pengalaman bekerja. Kalau kemudian tertarik meneruskan, saya akan ke klinik, tapi kalau dunia pendidikan lebih menarik saya akan kuliah lagi,” terang dia.

Ketua  Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) DIY, Kirnantoro menjelaskan pengakuan atas profesi ini perlu dibuktikan dengan kerja keras. Termasuk dengan memenuhi standar nasional 2012, yakni setiap lulusan ilmu keperawatan harus melaksanakan uji kompetensi. Adapun DIY disebutnya lebih unggul karena telah memulai uji kompetensi sejak 2007.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya