SOLOPOS.COM - Siti Salimah, pengurus produksi yogurt dari kelompok ternak sapi perah di Dukuh Sapiyan, Desa Metuk, Kecamatan Mojosongo, Minggu (28/4/2013), menata stok produksi di mesin pendingin. (Oriza Vilosa/JIBI/SOLOPOS)


Siti Salimah, pengurus produksi yogurt dari kelompok ternak sapi perah di Dukuh Sapiyan, Desa Metuk, Kecamatan Mojosongo, Minggu (28/4/2013), menata stok produksi di mesin pendingin. (Oriza Vilosa/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI--Produsen susu fermentasi, yogurt di Desa Metuk, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali kesulitan mendapatkan bahan baku berupa susu perah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hal itu membuat mereka masih menggunakan alat manual dalam proses produksi. Informasi itu sebagaimana disebutkan Siti Salimah, salah satu pengurus produksi susu olahan kelompok ternak sapi perah setempat.

“Susu perah dari kelompok kurang dari 100 liter/hari. Jadi kami memproduksi manual, alat bantuan pemerintah ada tapi kapasitas minimal [bahan baku] 150 liter/hari,” kata Siti saat ditemui Solopos.com di kediamannya, Minggu (28/4/2013).

Peserta kelompok ternak sapi, lanjutnya, sedikitnya berjumlah 25 orang. Namun, Siti menyebut hanya beberapa peternak yang memiliki sapi perah produktif.

“Ada standar susu yang bisa diolah menjadi yogurt. Dari 26 peternak, hanya ada beberapa yang produktif susu perah. Karena biaya asupan sapi perah juga tak murah,” tambahnya.

Selain belum bisa mengoperasikan alat bantuan pemerintah, hal itu mengganjal pemasaran. Sementara ini, yogurt produksi kelompok di Dukuh Sapiyan, Desa Metuk itu, memiliki 10 agen di Klaten, Boyolali, Solo, Sukoharjo dan Semarang.  “Kami pun selektif mencari agen, karena tak ada sistem konsinyasi,” kata Siti.

Salah satu peserta kelompok peternak sapi perah itu, Marno, mengakui tak selalu memasok susu ke produsen yogurt. “Kadang saya setor ke produsen yogurt ada pula yang ke KUD [koperasi unit desa],” ujarnya saat ditemui Solopos.com di kediamannya.

Informasi yang diterima Solopos.com, yogurt dari Metuk itu dijual dalam bentuk kemasan. Produsen mulai membidik kalangan anak-anak dengan pertimbangan daya beli konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya