SOLOPOS.COM - Ilustrasi pupuk bersubsidi (JIBI/Solopos/dok)

Produksi pertanian di Banyumas diharapkan semakin meningkat dengan penerapan metode hazton.

Kanalsemarang.com, BANYUMAS-Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kembali melakukan uji coba tanam padi menggunakan metode Hazton dalam rangka meningkatkan produksi padi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kegiatan yang dimotori Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto itu, ditandai dengan penanaman padi secara simbolis oleh Bupati Banyumas Achmad Husein dan Kepala BI Purwokerto Ramdan Denny Prakoso beserta sejumlah pejabat lainnya di area persawahan Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Kamis (19/11/2015).

Saat ditemui seusai tanam padi, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan bahwa pihaknya siap menyosialisasikan metode Hazton itu jika produksi padi hasil uji coba kedua tersebut memuaskan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Hasil panen kemarin kan bisa mencapai 6-8 ton per hektare. Kalau nanti bisa mencapai 8-10 ton per hektare dan benar, kemudian biaya produksinya tidak semahal metode lainnya, ya akan kami sosialisasikan,” katanya.

Bahkan, katanya, jika terjadi kekurangan bibit, pihaknya bersama-sama TPID akan berupaya mencari solusi untuk menyelesaikannya.

Kepala BI Purwokerto Ramdan Denny Prakoso bersyukur karena bisa melakukan uji coba tanam padi dengan metode Hazton untuk kedua kalinya.

“Kami melihat hasil panen yang pertama, alhamdulillah cukup berhasil. Kami harapkan ini terus bergulir di tanah seluas 10 hektare,” katanya.

Ia mengharapkan hasil panen padi yang ditanam menggunakan metode Hazton bisa dimiliki oleh petani 50 persen, untuk modal tanam berikutnya 30 persen, serta 10 persen untuk penguatan kelembagaan dan 10 persen untuk petugas-petugas lapangan.

“Jadi, dengan pola seperti itu, kami harapkan pengembangan Hazton kemudian produktivitas pertanian juga terus berjalan sampai kapanpun juga karena hasilnya bisa dibuat untuk modal penanaman kembali,” katanya.

Jika uji coba kedua tersebut menunjukkan hasil yang memuaskan, pihaknya berencana mengembangkan metode Hazton di lahan lainnya dalam rangka meningkatan kesejahteraan petani.

Denny mengatakan bahwa hasil panen padi yang menggunakan metode tanam Hazton pada uji coba pertama hanya berkisar 6-8 ton karena musim kemarau dan adanya serangan tikus.

“Kalau tidak ada ancaman hama tikus, kami ingin produktivitas dalam satu hektare bisa mencapai 8-10 ton,” katanya.

Kendati terserang tikus, dia mengakui bahwa produktivitas padi yang ditanam menggunakan metode Hazton lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan metode lain.

Menurut dia, tanam padi menggunakan metode Hazton layak menjadi metode alternatif karena produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan metode lainnya dalam kondisi yang sama, baik musim maupun faktor serangan hama. Metode Hazton diciptakan oleh Kepala Dinas Pertanian Kalimantan Barat Hazairin, terbukti berhasil dikembangkan di sejumlah areal pertanian provinsi itu.

Teknik menanam padi dalam metode Hazton berbeda dengan cara yang biasa digunakan petani. Petani biasanya menggunakan teknik tanam dari bibit yang ada, kemudian dipindahkan dan dibagi-bagi lagi sehingga hanya tiga sampai empat tanaman yang ditanam.

Dalam metode Hazton, bibit yang akan ditanam tidak dibagi-bagi dan langsung ditanam hingga mencapai 20-25 tanaman. Pada metode Hazton, sistem pencabutan bibit dari tempat pembibitan harus hati-hati dengan mengusahakan agar akarnya tidak banyak putus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya