Solopos.com, SUKOHARJO — Kalangan perajin gamelan di Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo, mengeluhkan biaya produksi gamelan yang dari hari ke hari kian mahal. Harga bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi gamelan melambung dua hingga tiga kali lipat mulai dari tembaga hingga timah.

Harga bahan baku tembaga yang dulunya hanya berkisar Rp60.000/kg kini mencapai Rp130.000/kg. Sementara bahan lain seperti timah mencapai Rp600.000/kg dari harga awal Rp250.000/kg.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Baca Juga: Perajin Gamelan Sukoharjo Curhat Pesanan Sepi dan Bahan Baku Mahal

Ekspedisi Mudik 2024

Hal tersebut otomatis akan meningkatkan biaya produksi sedangkan pesanan berkurang selama pandemi. Harga satu set gamelan dengan standar biasa kini dibanderolnya dengan harga Rp550 juta sementara untuk kualitas super biasanya mencapai Rp1 miliar.

Selama dua tahun terakhir hanya pihak instansi saja yang membeli orderan set gamelan, biasanya pelanggan berasal dari Jogja. Sementara bagi sebagian besar wilayah Soloraya hanya membeli eceran berupa gong peresmian.

Dalam pembuatannya, kualitas dan harga gamelan terbagi dalam tiga bahan seperti perunggu, kuningan dan besi. Waktu pembuatan juga tak sebentar misalnya dalam pembuatan dua kempul saja membutuhkan waktu satu hari.

Baca Juga: Koki Janda Semua, Warung Makan di Sukoharjo Ini Masakannya Suedeep!

Hal itu juga setara dengan waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan satu buah slentem maupun empat buah bonang. Diberitakan sebelumnya, para perajin gamelan di Desa Laban, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, tengah berhenti berproduksi disebabkan harga bahan baku semakin mahal. Selain itu, pesanan gamelan selama pandemi Covid-19 juga cenderung sepi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya