SOLOPOS.COM - Foto Pedagang Bawang Merah Beringharjo JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika

Foto Pedagang Bawang Merah Beringharjo
JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika

BANTUL-Produksi bawang merah di Bantul pada musim panen saat ini menyusut drastis lantaran cuaca tak bersahabat. Kendati demikian, petani diuntungkan dengan melambungnya harga bawang merah.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Kepala Desa Gadingharjo, Sanden Bantul Sumadiana mengatakan, volume produksi bawang merah pada Musim Tanam (MT) I Januari-Maret menyusut dibanding musim-musim sebelumnya. Dipicu belum berakhirnya musim hujan hingga saat ini.

Hasil produksi bawang merah per hektare kini rata-rata hanya mencapai 10 ton. “Padahal kalau tidak hujan dapat mencapai sampai puluhan ton,” terang Sumadiana kepada Harian Jogja, Jumat (19/4).

Di Gadingharjo, saat ini terdapat sekitar lima hektare lahan bawang, menurut drastis dibanding periode yang sama tahun lalu dengan luasan mencapai 40 hektare.

Sebagian lahan tersebut kini telah memasuki masa panen. Kendati volume produksi menyusut, petani menurutnya masih diuntungkan sebab harga komoditas bawang merah kini masih tinggi.

Di tingkat petani per kilogram bawang merah dijual di atas Rp10.000. “Harga sekarang lima belas ribu ke atas, untuk balik modal saja sekitar enam ribu rupiah sudah cukup. Petani kalau sekarang masih untun. Apalagi dua minggu lalu harganya sampai tiga puluh ribu,” katanya.

Jika  harga anjlok dipastikan bakal menurunkan minat petani menanam bawang. Saat ini saja luasan lahan bawang di wilayah selatan DIY terus melorot. Dari sebelumnya mencapai 350 hektare kini hanya sekitar 250 hektare lahan bawang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya