SOLOPOS.COM - Seorang pengrajin rotan tengah merampungkan pembuatan kursi di sentra industri kerajinan rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak. Foto dialmbil belum lama ini. (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Desa wisata di Sukoharjo didorong menjadi lokomotif sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. Beragam potensi dan produk unggulan harus digali agar menjadi nilai plus dan daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Di Sukoharjo, ada empat desa wisata yang telah mengantongi surat keputusan (SK) Bupati Sukoharjo. Keempat desa wisata itu yakni Desa Wirun di Kecamatan Mojolaban, Desa Trangsan di Kecamatan Gatak, Desa Ngrombo di Kecamatan Baki dan Kelurahan Kenep di Kecamatan Sukoharjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Empat desa itu memiliki produk unggulan seperti gamelan Jawa (Wirun), kerajinan rotan (Trangsan), kerajinan gitar (Ngrombo), dan beragam jenis jenang (Kenep).

"Berbagai produk unggulan itu harus menjadi magnet bagi wisatawan. Mungkin promosinya atau pemasarannya. Bisa juga packaging untuk menarik wisatawan di era modern," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Darno, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (28/5/2021).

Beragam upaya dan terobosan harus dilakukan desa wisata guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional di sektor pariwisata. Sehingga, desa wisata memiliki produk unggulan yang berdaya saing.

Pariwisata merupakan sektor paling terpuruk akibat wabah pandemi Covid-19 selama lebih dari setahun. Berbagai kegiatan wisata di desa wisata mulai kembali digulirkan dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

"Pemerintah juga memfasilitasi agar kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di setiap desa wisata kembali aktif dalam merancang program wisata. Apalagi potensi wisata di Sukoharjo tak kalah dibanding daerah lain yang minim sumber daya alam (SDA)," papar dia.

Pokdarwis bakal melibatkan masyarakat setempat dalam pengembangan desa wisata secara berkelanjutan. Sinergitas pokdarwis dan masyarakat harus disokong pemerintah. Hal ini telah dilakukan sebelum munculnya pandemi Covid-19.

Seorang pengurus klaster kerajinan rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Suparji, mengatakan kegiatan atau event Grebeg Penjalin merupakan agenda seni budaya tahunan.

Ratusan pengrajin rotan berskala besar hingga kecil ikut berpartisipasi memeriahkan event tersebut. Transaksi jual-beli produk kerajinan rotan bisa dilakukan saat pamera.

Namun, sejak munculnya pandemi Covid-19 pada Maret 2020, event Grebeg Penjalin dihentikan untuk mencegah kerumunan massa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya