SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasar modal (JIBI/Bisnis Indonesia)

Produk syariah diminati warga Jogja tidak hanya perbankan tetapi juga pasar modal

Harianjogja.com, JOGJA—Potensi pengembangan pasar syariah di Jogja dinilai sangat besar. Hampir separuh investor pasar modal melirik produk syariah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY Irfan Noor Riza mengungkapkan, di DIY ada 11.941 investor. Peminat produk syariah sangat besar yakni sekitar 40% dari total investor atau sekitar 4.776 nasabah. “Potensi di DIY sangat besar. Masih bisa ditingkatkan lagi,” ujar dia di sela-sela sosialisasi pasar modal syariah di Hotel Tjokro Style, Jogja, Jumat (18/9/2015).

Irfan mengatakan, melalui kegiatan itu, diharapkan masyarakat lebih paham mengenai pasar modal khususnya syariah. Sehingga, semakin kecil masyarakat yang tertipu investasi bodong karena sudah memahami pasar modal.

“Masyarakat butuh sarana yang berlabel syariah. Kami tugasnya menyediakan itu dari sisi pasar modal misalnya dengan obligasi syariah. Yang penting itu pemilihan sahamnya,” ungkap dia.

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY Fauzi Nugroho mengamini hal tersebut. Jika dilihat dari angka nasional, market share pasar modal syariah lebih tinggi dari jasa keuangan syariah lain.

Market sharenya per 4 September 2015 sebesar 56,4%, sedangkan asuransi syariah 19,87%, sukuk 12,97%, dan perbankan syariah 4,87%. “Market share perbankan syariah di DIY 7,7 persen. Lebih besar dari nasional. Artinya, potensinya sangat besar sekali,” ujar dia.

Maju Pesat

Direktur Pasar Modal Syariah Fadilah Kartikasari mengungkapkan, perkembangan industri pasar modal syariah di Indonesia dalam lima tahun terakhir sangat pesat. Nilai kapitalisasi produk syariah di pasar modal mengalami peningkatan per tahun rata-rata di atas 10% yakni sukuk negara 42,3%, reksa dana syariah 18,91%, saham syariah 12,06%, dan sukuk korporasi 11,1%.

Sampai semester I 2015 jumlah saham syarah mencapai 334 saham atau 59% dari total saham emiten dan perusahaan publik. “Nilai kapitalisasi mencapai Rp2.863,8 triliun,” ujar dia.

Sementara, untuk sukuk, pada periode yang sama terdapat 42 sukuk korporasi yang outstanding dengan total nilai mencapai Rp8,44 triliun. Besarnya setara dengan 3,46% dari total obligasi korporasi dan sukuk korporasi. Jumlah outstanding sukuk negara mencapai 48 sukuk dengan nilai outstanding Rp284,92 triliun atau 13,07% dari total surat utang negara dan sukuk negara.

Ia menjelaskan, jumlah outstanding reksadana syariah hingga semester I 2015 mencapai 82 reksadana dengan nilai aktiva bersih (NAB) sebesar Rp11,58 triliun atau 4,36% dari total NAB reksadana. “Diharapkan dengan dukungan penuh dari masyarakat, kami yakin market share produk syariah di pasar modal akan semakin meningkat dan berkembang,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya