SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas pekerja industri mebel (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Trade Expo Indonesia 2017 digelar Oktober mendatang

Harianjogja.com, JOGJA — Ajang tahunan pameran mebel bertaraf internasional, Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 akan kembali digelar pada Oktober mendatang. Kekuatan produk kerajinan dan mebel DIY diharapkan dapat menarik banyak buyer dari berbagai negara dalam pameran tersebut.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Ketua Forum Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia (Asmindo) Jawa-Bali, Timbul Raharjo mengungkapkan TEI 2017 merupakan ajang tahunan yang memberikan kesempatan bagi para pelaku industri mebel dan kerajinan untuk mendapatkan pasar yang lebih luas di kawasan Asia.
“Diharapkan TEI di tahun ini, dapat memberikan peluang pasar yang potensial bagi pelaku-pelaku industri mebel di Jogja,” ujar Timbul dalam Gathering TEI 2017 di Omah Dhuwur Restaurant, Senin (14/8/2017) malam.

Timbul mengatakan produk kerajinan dan mebel di Jogja masih memiliki kekuatan pada sisi kreativitas, bentuk dan karakter. Terutama pada produk-produk kerajinan yang diklaim industrinya termasuk yang terbaik di Indonesia.

Lebih lanjut Timbul memaparkan perajin-perajin Jogja masih cukup masif dari sisi pengembangan produk kerajinan. Bahkan produk-produknya dikenal selalu mengikuti tren dunia, sehingga mampu memberikan daya tarik di pasar global.

“Untuk saat ini, paling mendominasi produk kerajinan di DIY cenderung ke tren unfinish. Di mana lebih memperlihatkan sisi natural dari kerajinan bermaterial kayu, bambu, gerabah maupun dari besi,” jelas Timbul.

Timbul mengungkapkan tren produk dengan desain artificial memang tengah berkembang dan lebih banyak dikuasai oleh produk-produk asal Tiongkok. Oleh karena itu, lanjutnya, produk-produk kerajinan DIY mesti mempertahankan karakter natural supaya dapat bertahan di pasar global.

“Kalau dipaksa bersaing dengan produk artificial, produk sendiri bisa kalah. Jadi lebih baik berusaha untuk mempertahankan positioning dari karakter produk sendiri,” papar Timbul.

Hingga saat ini, pasar mebel dan kerajinan DIY masih didominasi ke Eropa, Amerika Serikat dan Australia. Timbul memaparkan potensi pasar baru untuk Jogja yakni India, di mana beberapa pelaku mebel dan kerajinan mulai banyak yang masuk ke pasar tersebut.

“Wilayah Timur Tengah juga cukup potensial. Seperti di Dubai, produk-produk Jogja di sana juga cukup digemari, karena di sana produk-produk handmade dan natural juga sangat dihargai,” jelas Timbul.

Sementara itu, perwakilan dari Direktorat Pengembangan Promosi dan Citra Kementerian Perdagangan, Bagas Haryo Tedjo menambahkan kendati saat ini permintaan produk secara global mengalami kelesuan, namun ekspor mebel cenderung meningkat. Kenaikan secara positif ini tak hanya dirasakan secara global, tetapi di Indonesia juga demikian.

“Diharapkan para pelaku kerajinan dan mebel di Jogja ini dapat berpartisipasi dalam ajang TEI 2017. Sehingga, produk mereka dapat terkspos dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekspor Indonesia. Melalui pameran ini, mereka juga dapat bertemu buyer potensial yang dapat menguntungkan untuk produk mereka,” ungkap Bagas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya