SOLOPOS.COM - Program Studi (Prodi) S3 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berhasil meluluskan doktor pertama atas nama Emi Widiyanti. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Program Studi (Prodi) S3 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berhasil meluluskan doktor pertama atas nama Emi Widiyanti.

Emi yang merupakan dosen Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian (FP) UNS tersebut berhasil mempertahankan disertasinya dihadapan penguji dengan judul ‘Negosiasi Identitas Komunikasi Petani Milenial dan Petani Progresif di Era Agriculture 4.0’.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor Prodi S3 Ilmu Komunikasi FISIP UNS pada Senin (22/11/2021), bertindak sebagai Promotor yaitu Prof. Ravik Karsidi, Co Promotor 1, Prof. Mahendra Wijaya dan Co Promotor 2, Prahastiwi Utari, Ph.D. Kemudian sebagai penguji diketuai oleh Prof. Ahmad Yunus, Sekretaris Prof. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni dengan anggota Prof. Suwarto, Prof. Pawito dan Dr. Andre Rahmanto.

Baca Juga: Kerja Sama UNS dengan Bangor University UK Buka Peluang Abroad Program

Dalam disertasinya, Emi menyarankan kepada tenaga penyuluh pertanian untuk memberikan literasi teknologi komunikasi agar petani mempunyai identitas komunikasi petani milenial dan petani progresif. Literasi teknologi komunikasi mempunyai dampak pada perubahan sosial yang tercatat pada sejarah manusia.

“Struktur sosial menjadi proses pembentukan stereotipe yang dinegosiasikan dalam penentuan kompetensi dengan adanya penentukan kompetensi”, ujar Emi.

Dikutip dari https://s3ilkom.fisip.uns.ac.id, Emi mengungkapkan bahwa negoisasi identitas komunikasi petani milenial dan progresif mempunyai cara pandang alih teknologi, sosial, budaya dan lingkungan.

Baca Juga: Mahasiswa UNS Juara Desain Poster Covid-19

“Saya menemukan bahwa kompetensi, keberanian memotivasi di antara petani, dukungan budaya dan dukungan lingkungan yang terdapat pada petani milenial dapat menjadi penyuluh untuk petani lainnya,” imbuh Emi.

Negoisasi identitas komunikasi terjadi disebabkan oleh situasi terkini yang dihadapi petani di mana profesi petani terancam karena adanya profesi di perkotaan.

Emi menambahkan bahwa petani memerlukan peningkatan kompetensi komunikasi untuk menjelaskan bahwa profesi petani merupakan profesi profesional pada struktur masyarakat. Untuk mendukung kompetensi komunikasi pada petani, maka diperlukan peranan tenaga penyuluh untuk memberikan penyuluhan pada materi kompetensi komunikasi dan teknik pertanian.

Pada akhir sesi, Emi mengungkapkan pada petani milenial bahwa peranan penting ibu dan istri pada petani progresif yaitu sebagai pendorong utama pada negoisasi identitas komunikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya