SOLOPOS.COM - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin saat hadir dalam kuliah tamu yang digelar Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jumat (23/9/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menggelar kuliah tamu.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Fisip UNS, Jumat (23/9/2022) tersebut menghadirkan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Prodi Hubungan Internasional Fisip UNS, Ign. Agung Satyawan, Ph.D., mengatakan kegiatan ini bertujuan  membagikan informasi mengenai situasi terkini di Ukraina.

“Semoga acara ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif terkait dengan konflik yang terjadi di Ukraina kepada mahasiswa Fisip, terutama mahasiswa Hubungan Internasional. Selain itu, semoga mahasiswa juga dapat memahami praktik diplomasi yang sedang dijalankan oleh Duta Besar Ukraina untuk Indonesia,” jelasnya.

Vasyl Hamianin menuturkan kunjungan yang dilakukan Presiden ndonesia, Joko Widodo menjadi sinyal positif dari masyarakat dunia.

Baca Juga: Dukung Pemerintahan yang Baik dan Bersih, UNS Jalin Kerja Sama dengan BPKP

“Kunjungan yang dilakukan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia dilakukan pada waktu yang tepat di saat situasi sedang tidak menentu. Kami benar-benar membutuhkan dukungan dari masyarakat dunia,” tuturnya saat jumpa pers sebelum kuliah tamu berlangsung.

Ia berpendapat bahwa kunjungan tersebut membawa dua isu penting dalam perang antara Rusia dan Ukraina.

“Isu yang dibawa adalah perdamaian dan keamanan dunia. Presiden Jokowi menjadi pemimpin di Asia pertama yang peduli dengan krisis perang Rusia-Ukraina. Kami mengapresiasi upaya yang dilakukan Presiden Jokowi,” tambahnya.

Baca Juga: Rektor UNS: AMSI Jateng Digital Awards 2022 Pacu Motivasi untuk Digitalisasi

Vasyl mengatakan bahwa sebelum kunjungan dilakukan, Ia intens berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia.

“Masyarakat Ukraina diminta untuk menurunkan ekspektasi dengan agenda kunjungan Presiden Indonesia karena Rusia teguh dengan pendiriannya. Banyak negara yang berusaha menelepon langsung Presiden Rusia, Vladimir Putin, tapi tetap saja mereka tidak mendengarkan siapapun,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya