SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri dan Gubernur Jabar meninjau Stasiun Tegalluar, Bandung, Jabar, Kamis (13/10/2022). (Biro Pers Setpres/Laily Rachev)

Solopos.com, JAKARTA — Persoalan proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) sudah didiskusikan antara seluruh stakeholder terlibat.

“Sebenarnya, seluruh permasalahan sudah didiskusikan antara kedua negara [Indonesia dan China]. Baik dengan pemerintah maupun perusahaan, termasuk perusahaan konstruksi,” ujar Duta Besar Republik China untuk Indonesia Lu Kang seperti dilansir Bisnis, Sabtu (29/10/2022).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Dia menjelaskan, sejumlah permasalahan yang bermunculan sepanjang tahun ini telah diselesaikan melalui pertemuan bilateral antara Indonesia dan China.

Termasuk, persoalan besar seperti pandemi Covid-19 dan masalah geopolitik. Pernyataan Dubes China untuk Indonesia tersebut mengonfirmasi statement yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Luhut, perhitungan biaya pembengkakan (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sudah diselesaikan.

Baca Juga: Kabar Baik, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan Diteruskan hingga Surabaya

“Kereta cepat saya kira bagus cost overrun kita sudah selesaikan,” ujarnya. Dia mengungkapkan bengkaknya biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) terjadi akibat kerusakan tanah pada jalur kereta.

Akibat goyangnya tanah, jelas Luhut, sebanyak tiga terowongan menjadi terganggu. Luhut juga menampik adanya perbedaan angka cost overrun antara pemerintah Indonesia dan China.

Sebagai latar belakang, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) awal tahun ini menemukan bahwa cost overrun proyek Kereta Cepat mencapai US$1,1 miliar.

Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero), selaku lead consortium, memprediksi kisaran cost overrun mulai dari US$1,1 miliar sampai dengan US$1,9 miliar.

Baca Juga: Erick Thohir: GATF 2022 Dukung Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional

Selaku pemegang saham KCIC, kedua negara yakni Indonesia dan China memiliki kewajiban untuk membayar biaya tersebut. Adapun, kepemilikan saham China di KCIC sebesar 40 persen, sedangkan Indonesia sebesar 60 persen.

Pembiayaan proyek juga mengandalkan pinjaman selain ekuitas KCIC. Sekitar 75 persen nantinya akan bersumber dari pinjaman ke China Development Bank (CDB).

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Dubes China: Problem Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Selesai Dibahas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya