SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p>Solopos.com, BOYOLALI–Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180407/492/908679/pertanian-boyolali-saluran-irigasi-cengklik-diperbaiki-tahun-ini-dengan-anggaran-rp8-miliar">(GP3A) Tri Mandiri Boyolali</a> menilai pro-kontra program kartu tani yang bergulir saat ini menjadi komoditas politik. Pro-kontra program tersebut juga kian nyaring terdengar menjelang hari pencoblosan Pilgub Jateng 2018.</p><p>Ketua GP3A Tri Mandiri, Samidi, menegaskan sejak awal Kartu Tani digulirkan, program tersebut menuai banyak kejanggalan. Menurutnya, program itu sama sekali tak mencerminkan kebutuhan langsung para petani. Padahal, kebutuhan petani saat ini tak hanya masalah pupuk, melainkan juga harus berjibaku dengan masalah seperti irigasi, mengatasi hama wereng, biaya operasional yang kian melambung, harga gabah, hingga keterbatasan tenaga petani.</p><p>"Petani ini sudah susah hidupnya di Indonesia, kenapa malah dipersulit lagi dengan <a href="http://semarang.solopos.com/read/20180420/515/911751/sudirman-said-langsung-sindir-kartu-tani-di-awal-debat-pilgub-jateng">kartu tani.</a> Yang nilap pupuk itu kan pengecer dan distributor nakal, kenapa petani yang jadi korban," cetus Samidi saat berbincang dengan <em>Solopos.com</em>, Kamis (21/6/2018).</p><p>Jauh sebelum Pilgub Jateng digelar, kata Samidi, pihaknya sudah melayangkan kritik keras atas program tersebut. Namun, kata dia, pemerintah seakan tak peduli dengan suara petani. Sekarang, kata dia, penolakan kartu tani mulai bemunculan di mana-mana karena memang bikin sengsara.</p><p>"Nah, kini kartu tani ganti dipolitisasi lagi. Sejak awal sudah jadi komoditas politik, sekarang setelah ditolak para petani, ganti jadi komoditas politik lagi," ujarnya.</p><p>Samidi mengaku tak mau ikut bepolitik terkait kartu tani. Kritik dia terkait kartu tani, kata dia, semata-mata karena tahu betul masalah petani di lapisan bawah. "Kalau saya kritik, dikira saya enggak mendukung salah satu pasangan calon Gubernur. Padahal, kritik saya ini jauh sebelum ada Pilgub," terangnya.</p><p>Seperti diketahui, saat ini pasangan calob Gubernur dan wakil Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said dan Ida Fauziyah mengampanyekan cabut <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180413/490/910095/belum-dapat-kartu-tani-petani-sukoharjo-ditolak-beli-pupuk-bersubsidi">kartu tani</a>. Kampanye tersebut gencar dilakukan di berbagai daerah tak terkecuali di Boyolali. Padahal, program tersebut adalah kebijakan Ganjar Pranowo yang merupakan rival politik Sudirman dalam Pilgub Jateng 2018.</p><p>Sebelumnya, puluhan orang menamakan diri Gerakan Tani (Geni) Boyolali menggelar unjuk rasa di Kompleks Setda Boyolali menolak Kartu Tani. Program tersebut dinilai kian menyengsarakan para petani dan menyulitkan petani dalam mendapatkan pupuk.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya