SOLOPOS.COM - Direktur Politeknik Negeri Madiun (PNM), Muhamad Fajar Subkhan, menunjukkan dua sertifikat paten hasil penelitian dosen PNM, Rabu (2/10/2019). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN -- Direktur Politeknik Negeri Madiun (PNM), Muhamad Fajar Subkhan, mendorong para dosen di kampusnya untuk mematenkan hasil riset mereka. Selama ini, puluhan hasil riset para dosen PNM hanya teronggok menjadi kumpulan dokumen penelitian.

"Saya mendorong dosen-dosen di PNM untuk mematenkan hasil riset. Nantinya hasil riset tersebut bisa diwujudkan menjadi produk secara massal melalui start up. Bisa dengan pihak luar maupun dengan mahasiswa kita," kata dia, Rabu (2/10/2019).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Fajar menuturkan saat ini sudah ada dua riset dari dosen PNM yang dipatenkan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Kedua hasil riset yang telah mendapatkan sertifikat paten itu adalah riset berjudul Koil Elektromagnetik karya dari Basuki Winarno dan riset berjudul Metode Peredam Osilasi Daya Menggunakan Penyetabil Sistem Daya Listrik Pada Pembangkit Ganda karya Raden Jasa Kusumo Haryo.

Ekspedisi Mudik 2024

Hak paten kedua hasil riset itu diberikan pada 4 Juli 2019. Perlindungan paten untuk invensi atau ciptaan itu diberikan selama 20 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan. Pemberian paten ini berdasarkan UU Nomor 13 tahun 2016 tentang Paten.

"Sementara dua itu yang dipatenkan. Ini ada dua lagi yang diusulkan untuk dipatenkan," jelasnya.

Fajar menuturkan setiap tahun rata-rata ada 50 hasil penelitian atau riset dosen PNM. Namun, hasil penelitian itu hanya menjadi dokumen tanpa ada tindak lanjut mewujudkan hasil riset itu menjadi suatu produk. Sehingga tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

PNM saat ini sedang mengembangkan salah satu hasil riset dari salah satu dosen berupa alat penggiling cangkang kepiting. Alat ini bisa untuk menggiling cangkang kepiting menjadi tepung yang bisa digunakan untuk industri kosmetik.

Saat ini jumlah dosen tetap di PNM ada 96 orang. Dengan potensi sumber daya manusia itu, tentu diharapkan bisa menghasilkan riset yang bermanfaat bagi masyarakat.

Lebih jauh Fajar memaparkan hasil paten ini juga bisa bernilai ekonomi saat hasil riset digunakan untuk industri. Sehingga dosen yang menemukan alat itu bisa mendapatkan passive income dari hasil penilitiannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya