SOLOPOS.COM - Penjual pizza, Adolfo Jose Parra Akusta, 48, dan pizza buatannya di kedainya, Venez Pizzeria, yang berlokasi di Jl. Tentara Pelajar No. 2, Joho Lor RT 001/RW 005, Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri, Kamis (8/10/2020). (Solopos.com/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI - Tak bisa berbahasa Indonesia bukan halangan bagi Adolfo Jose Parra Akusta, warga Venezuela, Amerika Selatan, untuk berjualan pizza di Kabupaten Wonogiri. Terbukti, dagangannya cukup laris.

Jose merupakan keturunan Venezuela dan Brasil. Dia memiliki istri bernama Tri Santi yang merupakan warga Joho Lor RT 001/RW 005, Giriwono, Wonogiri. Selama berjualan, Santi menjadi penerjemahnya karena Jose belum fasih berbahasa Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jose dan Santi membuka kedai pizza bernama Venez Pizzeria di Jl Tentara Pelajar No 2 Giriwono, Wonogiri. Keduanya menikah pada 2018 lalu di Amerika. Kemudian pada November 2019 mereka memutuskan pulang ke Indonesia setelah resign dari kerjaan.

Kementan Genjot Pengembangan Kawasan Korporasi Padi Ngawi

Jose lantas membuka kedai pizza berbekal dari pengalamannya. Dia pernah bekerja di restoran Italia. Selain itu, saat bekerja di kapal pesiar, dia menempati posisi chef. "Saat di restoran italia, Jose menjadi koki. Masakan yang dibuat seperti pizza, spaghetti, dan aneka makanan italia lainnya," ujar Santi.

Menu andalan di kedai tersebut yakni venez pizzeria spesial. Pizza jenis itu mempunyai toping lengkap, seperti ayam, daging, sosis dan lain sebagainya. Adapun menu favorit konsumen online yakni american pizza, three cheeses pizza dan italian pizaa.

Saat ini kedai tersebut berdiri di teras rumah orang tua Santi. Setelah ada pandemi Covid-19 Ia berencana membuka kedai di suatu tempat yang lebih luas.

"Alhamdulillah respons masyarakat bagus. Sehingga kami berencana membuka warung di suatu tempat jika pendemi sudah berakhir. Awalnya sempat ragu, apakah orang di sini suka dengan makanan seperti ini," kata dia.

Omzet

Omzet yang di dapat sebelum pandemi mencapai Rp10 juta hingga Rp12 juta sebulan. Saat pandemi hanya Rp3 juta hingga Rp4 juta. Namun sejak ada new normal, omzet kembali merangkak.

Unjuk Rasa Di Tugu Kartasura Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Jose mengaku sudah enjoy dan menikmati ketika tinggal di Indonesia. Ia mulai belajar bahasa Indonesia. Menurut dia, saat belajar bahasa jawa kesulitan. Sebelumnya, Jose sudah bisa empat bahasa, yakni Inggris, Portugis, Spanyol dan Italia.

"Makan Indonesia yang saya suka nasi pecel, gado-gado dan mi ayam," kata Jose.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya