SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BELO HORIZONTE – Sebagian pemain Brasil mungkin trauma setiap kali mereka harus menginjakkan kaki di Stadion Mineirao. Mendengar namanya saja, Thiago Silva dkk. bisa jadi jera. Maklum, mereka pernah dibantai 1-7 oleh Jerman di Mineirao pada semifinal Piala Dunia 2014.

Itu merupakan sejarah terkelam dalam persepakbolaan Brasil sejak mereka dipecundangi Uruguay 1-2 pada final Piala Dunia 1950 di Stadion Maracana, Rio de Janeiro. Tragedi Brasil di Mineirao lima tahun silam tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Mineirazo, mengingkuti insiden Marcana yang dijuluki Maracanazo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tragedi Mineirazo pun bakal membayangi Brasil ketika bertemu musuh abadi mereka, Argentina, pada semifinal Copa America 2019 di Mineirao, Belo Horizonte, Brasil, Rabu (3/7/2019) pukul 07.30 WIB. Sebagian pemain yang memperkuat Brasil dalam tragedi Mineirazo memperkuat tim berjuluk Selecao pada Copa America 2019.

Di antaranya Thiago Silva, Dani Alves, Fernandinho, hingga Willian. Akan tetapi, sepertinya mereka sepakat untuk move on dari insiden memalukan dalam sejarah Selecao tersebut ketika kembali turun di Mineirazo melawan Argentina.

“Tidak ada seorang pun yang amnesia di sini, tidak akan pernah lupa denngan apa yang terjadi saat itu, namun inilah hidup, kami tidak boleh terjebak pada hal-hal buruk di masa lalu. Kami harus memikirkan hal-hal bagus,” jelas Silva, seperti dilansir sports.yahoo.com, Senin (1/7/2019).

Brasil sendiri setidaknya pernah tiga kali menjamu Argentina di Mineirao, masing-masing di Kualifikasi Piala Dunia pada November 2016, Juni 2008, dan Juni 2004. Selecao pantas tersenyum. Sebab, Brasil tidak pernah menelan kekalahan dari musuh bebuyutan bebuyutan mereka tersebut dalam tiga kali duel di Mineirao tersebut, dengan perincian dua kali menang dan sekali imbang.

Pertemuan Brasil versus Argentina merupakan rivalitas paling panas dalam sejarah sepak bola dunia. Duel bertajul superclasico di Mineirao tak hanya sekadar memperebutkan tiket selembar tiket ke partai pamungkas. Gengsi dua negara yang menjadi kiblat sepak bola dunia ini akan ikut dipertaruhkan. Plus, Brasil dan Argentina sama-sama berambisi memupus paceklik gelar pada turnamen mayor.

Brasil kali terakhir mengangkat trofi bergengsi yakni saat juara Copa America 2007. Artinya, sudah sekitar 12 tahun, tim yang juga dijuluki Canarinho (Si Burung Kenari Kecil) ini paceklik gelar. Dalam rentang waktu 12 tahun itu, Brasil hanya mampu meraih titel hiburan pada Piala Konfederasi 2013. Argentina lebih parah. La Albiceleste tak pernah merasakan aroma juara sejak Copa America 1993 alias 26 tahun lamanya.

“Kami butuh persiapan ini, tidak seperti laga lainnya, namun seperti semifinal Copa America, tidak masalah siapa yang kami lawan. Kami tidak bisa berpikir tentang bermain dengan rival terbesar kami. Itu menguatkan legenda,” ujar karteker pelatih Argentina, Lionel Scaloni, seperti dikutip hindustantimes.com. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya