SOLOPOS.COM - Tiga mahasiswa PPDS UNS, Leonardo Trisna Rizki, Aris Cahyono dan Erlina Pricilla Sitorus (berdiri) berfoto bersama pembimbing penelitian mereka, Prof. Dr. dr. Karijono Kariosentono SpKK (K) (depan, kanan), Dr. dr. Indah Julianto SpKK (K) (tengah) dan dr. Moerbono Moechtar SpKK. (Eni Widiastuti/JIBI/Solopos)

Prestasi kampus UNS Solo membanggakan.

Solopos.com, SOLO — Nama Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali bergaung dalam kancah internasional. Pada 8-13 Juni lalu, tiga orang dokter yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin di Fakultas Kedokteran UNS, meraih beasiswa dan penghargaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketiganya adalah Leonardo Trisna Rizki, Aris Cahyono dan Erlina Pricilla Sitorus. Mereka Berjaya dalam ajang 23rd World Congress of Dermatology 2015 di Vancouver, Kanada.

Mereka dibimbing oleh Prof. Dr. dr. Harijono Kariosentono SpKK (K), Dr. dr. Indah Julianto SpKK (K) dan dr Moerbono Moechtar SpKK. Indah mengungkapkan penelitian yang dibawakan ketiga mahasiswa PPDS itu mendapatkan penghargaan dalam ajang internasional.

Ekspedisi Mudik 2024

Dua mahasiswa memperoleh beasiswa senilai masing-masing sekitar Rp35 juta dan satu mahasiswa mendapatkan penghargaan khusus. ”Prestasi ini sangat membanggakan karena UNS bisa berbicara di ajang internasional,” terangnya saat ditemui Solopos.com di Rumah Sakit umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi Solo, Selasa (23/6/2015).

Harijono mengungkapkan kongres tersebut diikuti para dokter dari seluruh dunia. Dari Indonesia ada 120 dokter yang ikut. Dari UNS sendiri ada 12 orang dokter yang ikut serta. Pada kongres tersebut ada sekitar 3,7 juta poster yang diikutkan.

Dari semua poster itu dipilih 16 poster terbaik. Salah satunya terpilih poster bertema terapi sel untuk penuaan dini yang diteliti mahasiswa PPDS UNS, Erlina Pricilla.

Efektivitas Pelembab

Leonardo mengungkapkan pada kegiatan internasional itu ia mempresentasikan penelitian sederhana mengenai efektivitas pelembab yang dibuat dari suatu minyak khusus. Indah menambahkan apa yang dipresentasikan Leonardo merupakan bahan dasar kosmetik yang murah, sederhana tapi efektif.

“Penelitian ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia tidak perlu mengagung-agungkan kosmetik dari luar negeri. Karena kenyataannya ada bahan dari Indonesia yang sangat efektif, tapi harganya murah,” jelasnya.

Peneliti kedua, Aris Cahyono, mempresentasikan laporan kasus lepra. Aris menceritakan ketika ia bertugas di Poli Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD dr. Moewardi Solo, ada kasus lepra yang jarang terjadi.

Ketika diteliti secara mikroskopis ditemukan fakta bahwa kuman lepra ada di jaringan epidermis. “Selama ini sangat jarang jurnal yang mengatakan bahwa kuman tersebut bisa pindah ke epidermis, biasanya hanya di dermis,” jelasnya.

Sementara Pricilla membawakan penelitian tentang manfaat terapi sel pada penuaan dini. Pricilla mengungkapkan penelitiannya ini didorong oleh fakta di lapangan tentang semakin banyaknya proses penuaan dini. Bahkan banyak orang-orang muda yang mulai mengalaami proses penuaan dini.

Selain pengobatan kimiawi, maraknya kasus penuaan dini mendorong Pricilla untuk memikirkan jenis pengobatan lain dengan efek samping yang tidak berlebihan. “Ini pengobatan jangka panjang yang memiliki efek lebih baik dari pengobatan kimiawi,” jelasnya.

Indah menambahkan ketika Pricilla menerangkan soal terapi sel untuk penanganan penuaan dini, banyak respon dari peserta kongres yang berasal dari banyak negara. Bahkan mereka kaget karena di Indonesia ternyata sudah ada terapi sel.

Hal ini menunjukan bahwa bangsa ini sebenarnya sudah maju dalam bidang ilmu kesehatan kulit dan kelamin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya